Di perjalanan Luna yang kala itu diantarkan oleh taksi, sibuk meremas ke dua tangannya guna menyalurkan rasa gundah di dalam hatinya. Luna hampir mati karena memikirkan bagaimana keadaan Evans saat ini.
Luna khawatir Evans tak sedang dalam kondisi baik baik saja saat ini, tidak tahu sudah berapa banyak kalimat kalimat yang dia simpan di otaknya untuk dia sampaikan pada Evans begitu sampai di kantor polisi nanti.
Luna akan bicara jujur di hadapan para polisi, Luna tak mau menutupinya lagi. Luna tidak tahan dan tidak siap untuk menanggung rasa bersalahnya seumur hidupnya nanti.
Perasaannya tidak bisa berbohong kalau dia sangat sedih, dan Luna takut Evans akan mendapatkan hukuman yang akan membuat pria itu rugi dalam jangka waktu yang lama.
"Pak, bisa tolong lebih cepat?" tanya Luna dengan panik yang tidak berkesudahan.
Sopir taksi melirik penumpangnya dari kaca spion dalam, setelahnya dia memberikan jawaban dengan mengatakan.