Luna menghempaskan tubuhnya ke atas kasur yang berukuran kecil itu, padahal biasanya dia tidur di kasur dengan ukuran yang super besar. Ah, mau berapa kali pun dia memikirkannya Luna melihat banyak sekali perbedaan di rumah Dinda dengan rumah dia dan Ekal.
Tentu saja begitu, Luna hampir memenjamkan matanya. Dia merasa tenang karena di sana tak ada Ekal, Luna bisa tidur sendirian. Biasanya saat tidur satu kamar dengan Ekal, Luna sungguh menjaga jarak. Di peluk saja dia enggan.
Mata sayu yang tampak lelah itu kembali terjaga kala mendengar suara dering ponselnya, dia meraba kasur dan mendapatkan benda pipih itu.
Dia lihat nama Theo tertera di sana, awalnya Luna enggan untuk mengangkat. Tapi, ponselnya terus saja berdering dari nomor yang sama. Itu membuat dia kesal, dan pada akhirnya Luna memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.
"Luna, kamu minta bertemu dengan Kenzi?"