Pagi ini terasa berbeda saat Luna bangun, aroma sedap dari masakan Dinda sudah tercium olehnya.
Luna membuka matanya lebar, dia melirik sekitarnya. Dia agak kaget karena bangun-bangun tak ada di kamarnya, ya. Luna sempat lupa jika dirinya saat ini tak sedang ada di rumah.
Setelah cukup mengembalikan kesadarannya, Luna akhirnya duduk. Dia mengucek matanya beberapa saat, dia melirik ke arah pintu. Di mana aroma sedap itu berhasil masuk dari celah celah pintu kamarnya.
"Ah, aroma masakan ini sungguh membuatku lapar. Kenapa bu Dinda memasak pagi pagi sekali?" tanya Luna tak habis pikir, ya. Sekarang masih pukul tujuh pagi, Luna biasanya sarapan di jam delapan.
Luna meninggalkan kasurnya, dia lantas membuka pintu. Rumah Dinda tidak sebesar rumah Luna, dan saat Luna membuka pintu kamarnya. Dia bisa langsung mendengar derap langkah Dinda yang ke sana dan ke sini dengan tergesa, seperti dikejar setan saja.