Di balkon kamarnya, Evans dengan segelas kopi tengah menikmati keheningan malam. Pikirannya masih berkelana dengan perkataan Michella dan mamanya pagi tadi.
Karena hal itu Evans sibuk berdiam diri di dalam kamar setelah mereka pulang, sementara orang tuanya seperti kecewa dengan keputusan Evans yang katanya belum siap untuk melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat.
"Menikah?" gumam Evans seperti bertanya pada dirinya sendiri, sungguh? Apakah ia memang harus menikah?
Mengingat kata menikah, bayangan wajah Luna menghantui pikiran Evans. Dirinya ingat seperti apa kehidupan berumah tangga wanita itu.
"Kehidupan berumah tangga, tidak semeyenangkan itu," tambahnya sembari menyeruput kopi hitam yang masih mengepulkan asap dari atas gelas.
Terdengar helaan napas dari Evans, dia penasaran apa yang sedang Luna lakukan. Dan, di saat saat seperti ini rasanya Evans ingin bertemu dengan wanita itu.