Setelah melakukan penerbangan yang memakan waktu satu jam dua puluh sembilan menit, akhirnya Theo sampai di kota Batam.
Dia memberhentikan taksi, Theo mengelurkan secarik kertas yang sudah berisikan alamat rumah pengurus panti yang dulu, yaitu Tika.
Entah seperti apa rupa wanita bernama Tika ini, tapi. Theo hanya berharga, semoga orang yang dia cari masih tinggal di alamat yang akan dia tuju.
"Maaf, Pak. Tau alamat ini tidak," kata Theo sembari menyodorkan secarik kertas itu pada sopir taksi.
Sopir taksi menerimanya dengan senang hati, dia melihat sejenak susunan huruf di kertas yang menciptakan sebuah alamat.
"Oh, ini. Iya saya tau, Bapak. Mau ke sana?" tanya sopir taksi, sembari mengembalikan kertas tersebut pada Theo.
"Iya, saya mau ke sana. Tolong antarkan ke alamat ini, ya. Pak," kata Theo dengan sopan. Dia kembali menyimpan kertas itu.
"Baiklah."