Seketika suasana di sana menjadi tak menyenangkan, setelah Luna melontarkan kalimat semacam itu.
Dinda dan Ekal secara serempak menatap Luna dengan tatapan yang sulit dijelaskan, Luna sendiri hanya fokus pada bunga pajangan yang ada di atas meja.
"Eummm, maaf?" tanya Dinda dengan ekspresi yang penuh akan tanda tanya, Ekal yang duduk di samping Luna rasanya lidah Ekal gatal untuk bertanya pada Luna secara langsung.
Kenapa Luna begitu marah, sementara belum tentu wanita di depan mereka itu adalah ibu kandung Luna.
Reaksi Luna itu terlalu berlebihan untuk orang yang belum jelas ibunya, dan Luna sendiri juga bilang dia tak mau terlalu berharap banyak hal.
"Luna, tenanglah. Kita harus cari tau dulu semuanya," bisik Ekal tepat di samping telinga Luna.
Luna yang awalnya memasang ekspresi kesal, refleks mengontrol ekspresi menjadi datar.
Luna memejamkan matanya sejenak, dia harus sabar di saat seperti ini. Rasanya dia pun baru tersadar setelah melakukan sesuatu yang salah.