"Ekal!" teriak Luna dari ambang pintu.
Keadaan kamar yang gelap, membuat Evans tak dapat menyadari jika saat ini Luna tengah mengarahkan sorot matanya pada Ekal.
Sampai akhirnya Ekal mendekati dinding dan mencari saklar untuk menghidupkan lampu, saat keadaan kamar terang benderang baru Luna dengan cepat menagihkan pandangannya ke arah kaki Ekal.
Ekal yang posisinya masih memegang ponsel yang teleponnya masih tersambung pada Evans tampak mengerutkan kening sebab Luna datang mendadak dan memanggil dengan ketus, seakan Luna tahu jika Ekal tengah bicara pada seseorang dari ponsel Luna.
"Ada apa, Luna?" tanya Ekal menyelidiki, Ekal tak bisa menyembunyikan ekspresi curiganya.
Ekal bahkan perlahan berjalan mendekati Luna, kenapa Luna terdengar kesal? Itu tanda tanya yang paling ingin Ekal ketahui. Rasanya dia perlu tahu apa alasan Luna terdengar begitu marah padanya.