Malam ini Luna kembali sendirian di rumah, sepulangnya Michella.
Luna langsung masuk ke kamarnya, padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Tapi, Ekal mau pun Sania belum ada yang pulang.
Luna tak mau mengambil pusing soal dua orang sialan itu, toh. Dia hanya perlu memikirkan dirinya sendiri saja, Luna tak masalah jika ada kemungkinan Ekal kini tengah berduaan dengan Sania.
Luna sudah tak takut lagi.
Luna duduk di bibir kasur dengan surat undangan pernikahan Michella dan Evans di tangannya, semenjak Michella pergi dan Luna masuk kamar.
Luna hanya diam dengan posisi yang sama seperti itu berjam-jam, Luna melewatkan makan malamnya.
Dari pada memikirkan suaminya yang belum pulang, Luna malah hancur karena surat undangan itu berukirkan nama pria yang sudah memenangkan hatinya.
"Apa yang harus kulakukan?" tanya Luna pada angin, tak ada yang menjawab dia dan tak ada pula yang mendengarnya.