Keheningan menyelimuti dua wanita yang masih duduk berhadapan, Luna selaku tuan rumah tak bisa berkata-kata lagi setelah Michella mengatakan dengan jelas apa maksud kedatangannya.
Bahkan surat undangan cantik itu masih ada di tangan Luna, Luna tak bisa menggenggam surat undangan itu, tangannya mendadak terasa kaku untuk sekedar digerakkan guna mencampakkan undangan dari tangannya sendiri.
Kerja tubuhnya tak sinkron dengan otaknya, ya. Luna kesulitan untuk mengontrol dirinya sendiri.
"Nyonya Luna?" tegur Michella, karena dia sudah beberapa kali berbicara tapi Luna hanya diam dengan tatapan kosong yang tak tahu ke mana arahnya.
Malah mungkin saja Luna tengah menatap sesuatu yang tak bisa dilihat orang lain.
"Apa ada masalah?" tambah Michella sedikit khawatir.
Dia hanya khawatir Luna kenapa-kenapa atau sedang tak enak badan di saat dia tengah bertamu.