"Ya, memang ada tamu."
Luna angkat bicara, dia tak bisa menyangkalnya lagi. Dan, Sania juga pasti akan semakin gencar menjadi kompor di sana jika Luna tak segera memberikan alasan.
Ekal maju satu langkah agar lebih dekat dengan Luna, dia menatap Luna dengan sangat intens. Melihat manik Luna begitu lama, mencari kebohongan di sana.
Tapi, Luna sudah sangat handal dalam hal berbohong. Luna bahkan tak berkedip saat dia berbohong, lalu bagaimana Ekal akan bisa menyadari kebohongan yang tak Luna perlihatkan?
"Siapa?"
Nada Ekal sangat tegas, itu sudah menejelaskan jika pria itu ingin jawaban pasti dan tak boleh Luna membantah dirinya.
"Teman lamaku sewaktu di panti, aku mendapatkan kabar kalau dia baru datang lagi ke Jakarta setelah ikut dengan suaminya. Karena dia di sini, dia mampir. Dan, kebetulan dia datang dalam keadaan basah kuyup," alibi Luna terdengar masuk akal memang di telinga Ekal.