"Sania, aku langsung ke kamar, ya," izin Ekal setelah ke duanya masuk ke rumah.
Sania mengangguk patuh, dan melepaskan pegangannya pada lengan Ekal. Mereka berpisah hanya sampai sana.
Ekal bergegas naik ke lantai atas, dan Sania malah memilih duduk di sofa.
Namun, baru satu detik bokongnya mendarat di sofa. Tapi, dia langsung bangkit kembali karena merasakan sesuatu.
"Apa ini?"
Sania meraba dress bagian belakangnya, dan. Basah, ya. Sofa itu basah, kening Sania berkerut melihatnya.
"Kenapa bisa basah? Apakah bocor?"
Refleks, Sania mendongak melihat ke langit langit. Dan, dia tak menemukan ada jejak air di atas plafon.
Tentu saja tak ada yang bocor, Sania sangat konyol jika menganggap rumah Ekal sungguh bocor.
"Kalau begitu, pasti ada yang datang tadi," simpul Sania.
Jelas dia akan menyimpulkan hal itu, mungkin saja yang datang tadi adalah tamu Luna. Keadaan di luar tadi hujan badai, pasti tamu itu kebasahan dan langsung duduk di sofa.
