Rumah bertingkat dua itu tampak sunyi, sebab anggota keluarga lainnya sedang sibuk dengan urusan di luar. Sania pergi ke unitnya dengan Kenzi membicarakan rencana dadakan yang akan mereka rancang sedemikian rupa.
Sementara Ekal? Tanya saja dia ada di kantor saat ini. Berkutat dengan segudang pekerjaan yang tak tahu kapan akan selesai.
Luna memandangi lantai dasar dari lantai dua, wanita itu tak perlu repot repot menjadi buta sebab tak akan ada yang menyadari apa yang dia lakukan sekarang.
Luna melirik ponselnya, satu pesan masuk dari seseorang yang akan membawanya pergi keluar rumah hari ini.
Luna sumpek terus berdiam diri di kamar, karenanya pun dia setuju untuk bertemu dengan Evans. Ya, Evans. Pria itu sungguh mengajak Luna untuk bicara sebab dia sangat ingin mendengarkan semuanya dari bibir Luna langsung.
Tanpa banyak basa basi, Luna menuruni anak tangga dengan cepat. Sebelum bi Inem yang saat ini ada di dapur menyadari dirinya berjalan tanpa bantuan tongkatnya.
