Luna yang kala itu duduk di ruang tengah dengan secangkir teh yang bi Inem buat menoleh ke arah pintu saat mendengar bel dibunyikan dari luar.
"Siapa yang datang malam malam begini?" gumam Luna penasaran tentang siapa orang yang ada di balik pintu rumahnya.
Meski penasaran, Luna menahan dirinya agar tak bangkit untuk membukakan pintu. Dia harus menunggu seseorang membukanya, agar tak menimbulkan kecurigaan orang rumah yang sudah mencurigai dirinya.
Lebih lagi Sania, wanita itu bisa mengatakan dan melakukan apa saja untuk membuktikan ucapannya. Setelah tahu Sania tahu dirinya tak buta, Luna sempat meruntuki dirinya sendiri sebab ceroboh.
Suara langkah yang terburu buru mendekati Luna, dan. Ternyata yang datang bi Inem, wanita paruh baya itu langsung lari dari dapur ke ruang tengah begitu mendengar ada yang menekan bel.
Luna menatap meja kaca di depannya, dia menunggu sampai pintu pada akhirnya dibuka lebar oleh bi Inem.