Evans berkali-kali berusaha untuk fokus pada pekerjaannya, namun. Berkali-kali pula fokusnya buyar karena pikiran Evans masih tertinggal di beberapa saat lalu waktu dia bertemu dengan Luna.
Apa lagi jika mengingat apa yang Luna katakan, masih menjadi tanda tanya bagi Evans.
Evans saat ini berdiri di pembatas lantai atas dengan rekam medis salah satu pasiennya, matanya sulit dipaksa untuk fokus. Alhasil Evans melihat pemandangan di lantai bawah dengan tatapan putus asa.
"Ck, sulit sekali untuk kembali fokus," keluh Evans. Dia menyanggah ke dua lengan bawahnya pada pembatas lantai, dengan tubuh yang agak condong ke depan.
"Eh, Dokter Evans?" sapa Dion yang entah datang dari mana, di tangan Dion adalah kopi agar matanya tahan untuk berjaga malam ini sebab harus membantu Evans di ruang operasi nanti.