Tepat pada pukul tujuh malam, mobil Evans sudah masuk ke perkotaan lagi. Bergabung dengan kendaraan roda empat dan roda dua lainnya.
Jalanan yang sejak tadi rusak dan dikelilingi pohon-pohon rindang, kini sudah tidak ada. Yang tersisa jalannya aspal dengan gedung-gedung tinggi di sepanjang jalan.
Ya, pemandangan yang sudah muak Luna lihat. Lampu-lampu dari bangunan di sepanjang jalan tak menarik minat Luna untuk menyaksikannya lebih lama.
"Apa ada masalah?"
Keheningan yang menyelimuti mereka, Evans pecah saat dirinya mulai bosan hanya diam saja. Evans tak suka keheningan hadir di antara mereka.
Luna mengangkat kepalanya, lehernya mulai pegal sebab sepanjang perjalanan dia menyandarkan kepalanya ke kaca pintu mobil.
Melihat Luna seperti itu, Evans jadi khawatir jika ada masalah lagi yang menganggu Luna.
"Tidak," balas Luna singkat, dia sedikit menggerakkan lehernya dengan memiringkannya ke kanan dan kiri secara bergantian.