Seperti hari hari biasa, Noah membantu sang istrinya untuk memulai harinya. Membantu membangunkan Anya, memandikan dan menyisir rambut indah Anya.
" Terima kasih Noah" ucap manja Anya.
" hmmmm...sama sama istriku" balas Noah disertai senyum manisnya.
Meskipun Anya tidak bisa melihat wajah suaminya, tapi ia seperti punya mata batin yang bisa melihat senyum manis suaminya.
Noah adalah anak kerabat bapaknya yang telah menjadi sahabatnya sedari kecil. Mereka memang sudah lama dijodohkan oleh kedua orang tua mereka. Mereka menikah karena mencintai satu sama lain. Tapi sayang, akibat kecelakaan itu, Anya tidak bisa mengingat kapan dan bagaimana cinta itu bermula. Semua itu diceritakan kembali oleh Noah ketika ia berhasil selamat dari maut.
" hey sayang..apa yang sedang kau pikirkan? tanya Noah sambil mengecup kening istrinya.
" ah sayang, maaf aku tadi sedikit melamun."
" hayo..melamun apa? jangan jangan kamu membayangkan wajah tampanku ya? canda Noah.
Anya tertawa kecil. Suaminya memang agak pendiam, tetapi terkadang dia bisa membuatnya tertawa. " hahaha... sayang, kamu jangan sok ganteng deh" balas Anya
Sebenarnya, tidak ada ingatan apapun tentang Noah. Wajahnya.Tubuhnya. Tidak ada satupun ingatan tentang Noah yang bisa aku bayangkan. Tidak ada satu ingatan pun tentang kebersamaan kami sebelumnya..hmmm... tapi aku tidak perduli semua itu. Aku tetap mencintai Noah. Aku hanya ingat Noah di waktu sekarang.
" i love you Noah" bisik Anya..