Kinara berangsur menyandarkan tubuhnya di pembatas balkon hotelnya itu. Ia baru saja menghubungi Abimana untuk pertama kalinya setelah sekian lama dengan menggunakan nomor ponsel lamanya yang sudah ia minta kembali dari Kresna. Tawaran bertemu yang ia katakan pada Abimana pun langsung disambut penuh antusias dan gembira. Tampaknya Abimana memang sudah menunggu momen seperti ini saat bertukar pesan dengan Kresna yang menyamar sebagai Kinara.
Secara naluriah seorang manusia, tentu Kinara merasakan ada rasa tak tega di dalam hatinya. Ia seolah sudah memberikan harapan palsu pada seseorang yang amat mencintai dirinya sekaligus sedang memimpikan banyak hal indah bersamanya di masa depan. Seharusnya momen di mana Abimana begitu tidak tahu malu untuk mengemis cinta dan begitu menyesal bisa membuat Kinara puas dan lantas tertawa terbahak-bahak. Namun Kinara tidak melakukan hal yang sangat ia tunggu-tunggu itu. Mungkin karena misi pembalasan dendambya memang sudah berakhir sejak lama.
