"Jadi, memang tidak ada hal yang membuat Kakak canggung dengan ibu Kakak, 'kan?" tanya Kresna melalui sambungan telepon antara dirinya dan Kinara.
Kinara terdengar menghela napas. "Ya, tampaknya kita bisa bernapa lebih bebas terlebih dahulu. Tidak ada yang Ibu tanyakan kok, maksudku tentang kita. Ibuku justru mengatakan bahwa beliau menyukai dirimu," jawabnya setelah itu.
Mata Kresna memicing setelah dahinya mengernyit. Menyukainya? Sang Nyonya Besar menyukainya? Oh, tidak. Itu tidak masuk akal. Apa yang disukai Nyonya Terhormat itu dari seorang pria dari kalangan miskin seperti Kresna? Tidak ada, selain pintar dan mungkin ... manis. Namun untuk kedua hal tersebut, tampaknya masih terlalu dini untuk merasa kegirangan.