Pramono sudah memanggil Kresna pagi-pagi begini. Ada sesuatu yang membuatnya harus berbicara dengan anak emas di firma hukumnya itu. Secara langsung! Karena ada hal pentingnya yang membuatnya cukup penasaran. Dan di hadapannya saat ini, sang anak emas sudah duduk dengan tegak sembari menatap dirinya penuh tanda tanya. Namun Pramono yakin bahwa Kresna pasti sudah menduga alasan mengapa ia memanggil Kresna sepagi ini.
Sebuah senyum manis lantas Pramono ulas di bibirnya yang sudah dikelilingi keriput tipis. Meskipun usianya belum memasuki kepala lima, nyatanya wajahnya sudah mendapatkan tanda penuaan di beberapa sisinya.
"Selamat pagi, Nak Emas!" ucap Pramono untuk membalas sapaan salam pagi dari Kresna yang sempat ia abaikan. "Wajahmu cerah sekali. Tampaknya kau sedang bersemangat untuk sesuatu ya?"
Kresna tersenyum sampai matanya menyipit. "Apakah memang sejelas itu, Pak Pram?" sahutnya. "Maksud saya kebahagiaan saya, hehe. Apakah sejelas itu terlihat di wajah tampan saya ini?"