Kinara menarik tubuhnya dari dalam pelukan Kresna. Waktu yang terus berjalan harus tetap ia pertimbangkan. Ia tidak mau jika Kresna meninggalkan sang ibu terlalu lama, dan sebaiknya Kinara segera mengajak berbincang lalu menyudahi pertemuan ini terlebih dahulu.
"Kau dimasakkan apa oleh Ibu, Kresna?" tanya Kinara lalu tersenyum.
Kresna juga turut tersenyum. "Kakak tahu saja jika aku dibawakan masakan oleh Ibu. Ada beberapa menu makanan yang bisa dihangatkan untuk beberapa hari juga. Yang pasti makanan kesukaanku hehe," sahutnya.
"Mau bagaimanapun aku ini juga anak dari seorang ibu. Dan sudah lama aku memutuskan untuk tinggal sendiri, bahkan sebelum aku menikah. Ibuku juga sering membawakan makanan hasil masakan beliau sendiri. Jadi, bukan sesuatu yang asing lagi. Setidak ibu pasti melakukan hal itu."
"Oh begitu ya? Aku pikir Kakak dan keluarga Kakak selalu dilayani oleh beberapa pelayan hehe."
