Kinara telah duduk di hadapan Kresna, begitu pun dengan Kresna padanya. Namun sejak tadi, Kresna terus menundukkan kepala, atau mungkin menatap ke arah lain alih-alih menatap dirinya. Kresna sungguh terlihat sangat berbeda. Tak lagi tengil, tak lagi ceria. Sepertinya Kresna sudah terlalu muak pada Kinara. Apalagi ketika Kinara tiba-tiba memanggil untuk memulai kerja sama baru. Yang membuat pria itu kemungkinan besar menganggap niat Kinara adalah sebuah permainan yang kejam. Sebab bisa-bisanya Kinara masih ingin menjalin kerja sama, sementara ia telah memberikan kecaman.