Kresna melangkah memasuki kantor firma hukum yang sudah lama tidak ia kunjungi itu. Entah mengapa rasanya sedikit gugup, padahal tidak ada satu pun yang ia cemaskan, selain kecemasannya pada perasaannya terhadap sang wanita pujaan. Mungkin karena ia bak menjilat ludahnya sendiri, ingin libur panjang, tetapi belum ada separuh waktu dari jangka yang ia ambil, ia justru kembali untuk bekerja. Selain itu, Kresna akan sangat malu pada Biyan, terutama Kinara, padahal ia sudah begitu percaya diri dalam mengambil keputusan untuk menghilang.