Pristianti menghela napas sembari menatap Kresna dari balik pintu dapur, sementara sang putra tampak duduk bersandar dengan ekspresi wajah yang resah. Bukan sekali ini saja, sejak memutuskan untuk cuti panjang dan memilih pulang, alih-alih berbahagia, Kresna justru gundah. Pristianti selalu menanyakan keadaan Kresna, tetapi putranya itu selalu menjawab baik-baik saja. Namun sebagai seorang ibu, firasat Pristianti jauh lebih kuat. Sudah pasti Kresna memiliki beban pikiran yang tidak enteng.
Tak berselang lama, Pristianti memutuskan untuk berjalan ke arah dapur. Ia mengambil dua gelas berukuran 300ml dari rak. Sebuah teko berisi air panas juga ia ambil dari atas tungku kompor. Dengan menggunakan gelas tersebut, Pristianti meletakkan sekantong teh, gula, dan juga air panas dari teko. Sajian teh pun sudah siap. Dan sembari membawa dua gelas teh tersebut, Pristianti mulai mengambil langkah untuk ruang tamu di rumahnya itu, di mana Kresna juga tengah duduk di sana.