Kresna tengah bersama Biyan di suatu kafetaria. Ia hanya memesan burger untuk makan siang, Biyan pun juga memilih menu yang sama seperti dirinya. Kalau boleh jujur, sebenarnya perut Kresna tidak terlalu merasa lapar, terutama lidahnya yang seolah pahit dan membuatnya tidak berselera. Moodnya memang tidak bagus. Banyak sekali yang sedang ia pikirkan. Tidak hanya langkah-langkah dalam penyelidikan, tetapi juga sosok Kinara yang membuatnya tidak bisa menahan perasaan.