"Jadi, apa yang Bapak simpan untuk Bapak sendiri? Oh, atau sudah ada orang lain yang memang sudah tahu?" ucap Kresna mendesak agar Pramono segera membuka suara tentang rahasia mengenai Rodian.
Pramono masih tersenyum. Setelah itu meraih secangkir teh hangat yang sudah disajikan seorang office boy beberapa saat setelah memutuskan barter informasi dengan Kresna. Ia menyesap minuman itu secara perlahan, tetapi matanya masih sibuk menatap Kresna. Rupanya, ia sedang bermain tarik-ulur dengan si Anak Emas itu.
"Cih ...." Kresna tahu dirinya dipermainkan, tetapi hatinya tak tersinggung untuk itu. "Apa Pak Pram benar-benar menyimpan sebuah informasi besar?"
"Hei, Kresna!" seru Pramono lalu tertawa. "Jangan pernah meragukanku. Aku tahu kau bahkan sangat mengagumi diriku."
"Ya," jawab Kresna tidak menyangkal. "Bukankah sama seperti Bapak? Pak Pram juga mengagumi saya, bahkan menganggap saya sebagai anak emas milik Pram Indonesian Consultant, alias firma hukum ini sendiri."