Di kafetaria yang sama, Kresna mengajak Sherly untuk berbicara. Tentu saja bukan pembicaraan yang mengarah pada persoalan asmara. Lagi pula cinta mereka hanya cinta semasa remaja, dan kini mereka sudah sama-sama dewasa. Rasanya tidak pantas jika mengulang apa yang telah lalu, terlebih tidak ada lagi sisa dari cinta yang pernah terjadi. Kresna pun sudah enggan menatap Sherly sebagai wanita impiannya lagi. Namun entah perasaan Sherly padanya, yang pasti ia tidak akan pernah memberikan kesempatan sedikit pun.
Dua cangkir kopi yang sama seperti sebelumnya untuk masing-masing dari mereka telah tersaji. Seorang pramusaji mempersilakan Kresna dan Sherly untuk menikmati, lalu pramusaji itu bergegas untuk melayani pelanggan yang lain. Dan tentu saja kepergiannya membuat Kresna bisa lebih leluasa dalam memulai pembicaraannya dengan sang mantan pacar semasa SMA-nya.
Sesaat setelah berdeham, Kresna berkata, "Sherly, aku sudah—"
