Satu tamparan mendarat di pipi pria tersebut. Rasa nyeri terasa di sudut bibirnya. Ivan menoleh dengan marah terhadap orang yang telah melakukan penamparan.
"Kurang ajar!"
*****
"Bisakah kalian menginap di sini? Hanya satu malam, tapi jika kalian merasa keberatan ... bibi tak bisa memaksa."
Aretha dan Denaya menatap Aldrich yang merubah keputusannya. Sedangksn Joshua yang mendengarnya tampak begitu sumringah. "Beneran Om? Kak Aletha boleh menginap di sini?" tanyanya dengan senang.
Kedua sudut bibir Aretha tidak tahan untuk tak tersungging ke atas. Sebisa mungkin ia menahan tawanya mendengar panggilan "om" yang disematkan Joshua pada Aldrich. Sedangkan Aldrich mendelik mendengarnya. Ia tentu tak terima.
"Enak saja anak kecil ini memanggilku seperti itu. Aku tidak setua itu," batinnya kesal. Ia menatap Aretha yang kedapatan menahan tawa. "Jangan tertawa, Aretha," ujarnya.