"Untungnya dia sudah pergi dari sana. Aku bersyukur tidak melihat wajahnya lagi. Gara gara dia, aku dan kekasihku bertengkar. Diam diam dia menyukai perempuan sebatang kara itu. Memang menyebalkan."
*****
Perlahan, jarinya menyentuh surai hitam kelam tersebut. Lembut. Sama seperti rambut Lucy. Pria itu mendekatkan hidungnya ke sana. Bau harum langsung masuk ke hidungnya.
Aretha sama sekali tak mengerti dengan tingkah Aldrich. Pria itu masih berada di belakangnya untuk beberapa saat. "Al."
Aldrich tak langsung menjawab, pria tersebut menumpukan dagunya di pundak Aretha. "Jangan pernah membuat surai hitammu menjadi pendek atau kau akan menanggung akibatnya," bisiknya.
"Benar kah?"
"Iya. Aku mengetahuinya sebelum Aretha pergi untuk bekerja di club. Kau tahu aku sengaja menerima permintaan tolongnya. Aku ingin dia masuk ke dalam dunia malam dan menjadi perempuan penghibur, tapi tidak terjadi apa apa. Entah perempuan itu terlalu alim atau apa."