Si penata rias juga tahu sindiran untuk siapakah tadi. "Oh, Jen, kau dan mulut pedasmu selalu bisa membungkam orang orang seperti mereka."
*****
langsung masuk ke dalam gedung apartemen. Pria itu tiba tiba saja menerima panggilan telepon.
Paula berdiri tak jauh dari pria itu. Ia melihat kotak berisi kue yang tadi di beli. Gambar kue itu terlihat lezat.
Lalu ada seseorang yang menyentuh pundaknya. Paula membalikkan badan. Ia melihat seorang wanita berdiri di depannya.
"Ada apa Bibi?" tanyanya.
Sedangkan Starley kaget ketika dipanggil bibi. Hei, apakah dirinya setua itu? Agatha lah yang lebih pantas dipanggil bibi.
Starley berdehem. "Kenapa anak kecil sepertimu sendirian? Kau tidak masuk? Aku juga belum pernah melihatmu sebelumnya."
"Tentu saja. Lagi pula, wanita tadi pantas mendapatkannya. Dia ingin menyaingi kepopuleranku. Perawatannya bahkan tak sebanding denganku seujung kuku pun."
*****