Agnia melirik ke arah Dirga yang sedang sibuk dengan laptop di depannya. "Sebenarnya apa maunya? Seharusnya menolak saja. Tapi ini malah ...."
'Kenapa juga aku sempat terpikir kami di sini hanya sekedar liburan sedangkan Dirga tipe orang yang tak bisa dipisahkan dari pekerjaannya," batin Agnia.
"Kau tidak ingin bertanya, tujuan kita datang ke sini?" Aldrich bersuara.
"Untuk pekerjaan kantormu kan?"
Aldrich menutup lapotopnya dan menaruh benda itu ke tempat semula. "Bukan pekerjaan kantor, tapi misi kita untuk menghancurkan pak tua itu." Aldrich berdiri menjulang di depan Agatha.
"Hah? Aku sama sekali tidak mengerti."
"Dengar ya, istriku tersayang. Kalau kita ingin pak tua itu menyingkir dari hidup kita, maka kita harus memata matainya langsung. Ya tidak selalu harus begitu, tapi jika ada hal yang sangat penting, akan lebih baik jika kita mengikutinya secara langsung."
Agatha tak sepenuhnya yakin dengan perkataan Aldrich. "Apa kau sering melakukannya?"
"Ya, kadang kadang."