"Kenapa aku bisa berada di sini?" tanyanya pada diri sendiri.
Ia kembali mengingat. Satu-persatu kilasan-kilasan memori mulai berhamburan dan masuk ke otaknya. Perlahan, ia mulai mengingat semuanya. Tubuhnya menegang. Ia mengamati sekitar dengan pandangan takut.
Ceklek
Waktu seakan berjalan sangat lambat hari ini---bagi Aldrich. Ia menatap ke jalan kemudian melihat Aretha. Tak tahu perasaan apa yang kian membara di hatinya. "Lebih cepat lagi lajunya! Bahkan keong pun lebih cepat!" sarkas Aldrich.
Sang sopir lebih melajukan kendaraan tersebut. "Tuan, di depan ada lampu merah."
"Trabas saja. Jangan peduli 'kan apa pun. Yang terpenting, kita harus segera sampai!"
"Tapi Tuan ...."
"Wake up, Aretha. Hei, wake up." Seberapa keras pun ia berusaha, Aldrich tetap gagal. Mata perempuan tersebut masih tertutup dengan wajah yang mulai pucat. "Kau tidak boleh pergi seperti ini! Kau hanya boleh pergi saat aku mengizinkannya dan sekarang aku belum memberi izin!"