Ia menjatuhkan ponselnya saat dirasa pandangannya mengabur dan kepalanya semakin berat. Ia berusaha tetap mempertahankan kesadarannya. Namun, ia kalah dengan rasa sakit yang semakin menguasai.
Sebelum dirinya benar-benar pingsan, Denaya mendengar suara langkah kaki. Ada seseorang yang datang ke arahnya. Ia tidak bisa mendengar jelas apa yang diucapkan orang itu. Yang jelas tak berselang lama orang-orang mulai berdatangan dan saat itulah kesadarnnya benar-benar hilang sepenuhnya, terenggut kegelapan.
Sinar mentari tampak bersinar terang dengan rasa panas yang menyengat meskipun hari menjelang sore.
Denaya mengelap---menggunakan tisu yang dibawanya---keringat yang ada di dahi lalu membuang benda itu ke tempat sampah. Tangannya ia kibaskan ke depan wajah, berharap dapat menimbulkan angin segar.
"Panas sekali hari ini."