"Tentu."
Dalam kondisi ini, kesadaran Raven pun menghilang bersama nyawanya. Rasa sesal karena berurusan dengan Aldrich pun terlambat sudah. Ia seharusnya tahu konsekunsi apa yang didapat saat Aldrich mengetahui kejahatannya.
Sedari tadi Aretha terus mondar-mandir di depan pintu panti asuhan. Ia memegang ponsel kemudian menelepon Denaya. Satu kali tidak diangkat oleh perempuan itu begitu yang kedua dan yang ketiga. Namun, Aretha masih mencoba. Kali ini ponsel Denaya justru tidak aktif.
"Ke mana Bibi Denaya? Kenapa dia belum pulang dan tidak mengabariku. Tidak biasanya dia seperti ini. Apa terjadi sesuatu padanya?" Aretha terus bertanya-tanya. Pikiran negattif terus bermunculan di benaknya.
Hari menjelang sore dan Denaya tak kunjung kembali. Perempuan itu hanya mengabarinya ketika Aretha hendak pulang tadi, setelah itu tidak ada kabar.