Agnia terbangun dari tidurnya. Ia duduk dan meregangkan otot-ototnya. Badannya terasa tidak begitu nyaman tidur di sofa. Tangannya memegangi punggungnya.
Agnia mengingat-ngingat alasan mengapa ia tidur di sofa. Ia melirik ke arah Aldrich yang masih tertidur dengan posisi tengkurap. Sedrtik kemudian Aretha sadsr apa yang terjadi semalam.
Aretha masih bertanya-tanya alasan mengapa Aldrich seperti itu. Mabuk hal yang lumrah bagi pria itu---menurut Aretha. Namun, melihat netra abu milik Aldrich yang dipenuhi penyesalan dan kesedihan bukanlah hal yang biasa.
"Sebaiknya aku segera mandi sebelum Tuan Aldrich bangun atau pria itu akan amrah."
Perempuan itu bergegas untuk membersihkan diri. Tak berselang lama Aretha selesai mandi, ia mendengar suara ketokan pintu.
"Masuk," ucapnya mempersilakan si pengetuk untuk masuk.
Esma masuk ke dalam. Perempuan itu membawa dua mangkuk sup, dua gelas air putih dan dua butir obat. Semua diletakkan di nampan berukuran lumayan besar.