Maira tersenyum saat melihat Agnia membawakan boneka unicorn berukuran besar.
Anak itu pun bertanya, "Apa ini untukku Bibi Agnia?"
Dengan senang hati Agnia mengangguk. "Tentu saja cantik."
"Asyikkk."
*****
Kaivan mengangguk. Ia menerima minuman yang diberikan. Tenggorokannya tadi haus. Kaivan pun segera meminumnya. Ia merasa jauh lebih baik setelah minum. "Terima kasih atas minumannya. Tahu saja kalau aku sedang haus." Ia pun kembali meminumnya.
Wanita tadi tersenyum samar. "Hanya tebakan yang beruntung. Ngomong-ngomong, masalah apa memangnya?"
"Ingin tahu saja."
Wanita tadi mencebik. "Ck! Sudah dikasih minuman gratis, pas ditanya malah main rahasia-rahasiaan."
Kaivan tersenyum jahil. Ia hanya bermain-main dengan perkataannya tadi dan lihat lah wajah teman wanitanya ini. "Aku hanya bercanda Savi. Jangan dibawa serius begitu." Ia menoel pipi Savita.
Savita menepis tangan besar Kaivan. "Jangan pegang-pegang. Katakan dulu, apa masalahnya. Siapa tahu aku bisa membantu."