Ia tidak pernah bosan memandangnya. Kebiasaan tersebut telah ada sejak dirinya berusia lima tahun.
Waktu itu cuaca sangat bagus di malam hari. Tidak ada awan yang menutupi langit. Bintang-bintang tampak terlihat lebih banyak dari sebelumnya. Mata Aretha berbinar saat memandang ke langit. Terlebih pada bulan yang tampak bersinar---menurut Aretha. Semenjak saat itu, Aretha tak henti-hentinya mengagumi rembulan.
Tangan Aretha bergerak menutup jendela. Waktu menunjukkan hampir tengah malam. Ia harus segera tidur karena besok ia bekerja pagi-pagi.
Perempuan itu tak langsung merebahkan dirinya. Ia mengambil telepon yang ada di nakas dan menekan beberapa nomor.
"Caroline," sapa Aretha memulai obrolan.
"Rupanya kau Aretha. Ada apa?" tanya Caroline.
Sejenak Aretha memikikan ulang apa yang akan dikatakannnya. Ia ragu, tetapi keadaan lah yang mendesaknya. "Aku, aku butuh bantuanmu."