Dominic mengembuskan napasnya. Sepertinya mulai saat ini ia harus mencoba untuk lebih bersabar lagi.
"Pertanyaan yang mudah. Pertama, ini adalah rumahmu. Yang kedua, kau adalah mateku, Lucy." Dominic mencoba mendekat.
Untunglah kali ini Lucy tidak menyuruhnya stop atau bahkan mundur. Lucy sedang bingung dan berpikir keras. Ia tahu apa artinya itu, tapi otaknya tak ingin menerima kebenarannya.
Lucy menatap Dominic sembari menggelengkan kepalanya. "Tidak. Tidak mungkin. Kau pasti bohong! Aku ini adalah manusia dan kau ..." Dengan susah payah ia menelan salivanya. "Kau bukan manusia, kau werewolf! Tidak mugkin manusia dan werewolf bersama. Tidak."
Dominic lebih mendekat lagi. Buru-buru ia menarik tangan Lucy agar tidak menghindarinya lagi. Dominic menautkan jari-jari mereka.
Ia tersenyum. "Kau merasakan itu, Mate?"
Lucy menatap ke arah tautan jari mereka. Jari dan telapak tangan besar Dominic menyelimuti miliknya yang jauh lebih kecil. Ia merasakan sengatan yang aneh.