"Kumohon padamu. Pergilah. Aku benar-benar ingin sendiri sekarang ini."
"Baiklah jika itu keinginnmu. Aku akan memberimu waktu dan ruang. Jangan sungkan memanggilku saat kau butuh sesuatu. Namaku Dominic." Dominic sekaligus memperkenalkan dirinya. Ia bangkit dan berjalan pergi.
Lucy menatap kepergian Dominic hingga pria itu menutup pintu dan benar-benar hilang dari pandangannya. Air mata pun tumpah.
Lucy menatap sekeliling ruangan yang ditempatinya sekarang. Bukan, lebih tepatnya ia berada di sebuah kamar yang luas, tapi tak begitu banyak perabotan atau hiasan yang menghiasi kamar tersebut.
Lucy awalnya bingung dan tidak mengerti. Baru saja ia terbangun beberapa detik lalu.
Tak butuh waktu lama untuk memproses apa yang diingatkan semalam.
Lucy membulatkan mata dan segera turun dati ranjang. "Jadi, aku berada di tempat werewolf sialan itu?" Saat mengatakan pria semalam dengan sebutan 'sialan', Lucy merasa aneh, ia merasa sedih.