"Apa? Berani-bernainya kau ... kau hanyalah bawahan di sini! Apa kau lupa?"
"Tolong mengertilah Tuan. Saya melakukan ini juga demi kebaikan Anda. Kopi tidak baik diminum saat perut kosong apalagi di pagi hari seperti ini. Anda bisa saja sakit sewaktu-waktu dan Tuan bilang ingin segera menyelesaikan masalahnya secepat mungkin, 'kan? Jadi, tolong jaga kesehatan Anda."
"Nona, kita sudah sampai," ucap Robert. Tidak ada jawaban dari Aretha, perempuan itu sibuk dengan pikirannya sendiri. "Nona." Robert menyenggol lengan Aretha. "Maaf, Nona, tapi kita sudah sampai."
"Baiklah, terima kasih."
Robert masuk kemudian diikuti oleh Aretha. Dengan tanpa semangat perempuan tersebut masuk. Ia tak langsung pergi ke kemar, tetapi memilih duduk di sofa.
"Aldrich belum pulang, Bi?"
"Belum, Nona. Saya kira Tuan Aldrich pulang bersama Anda."
Muka Aretha kian murung. Rasa bersalah itu masih memenuhi hatinya. Rasanya menjadi sesak dan sulit berpikir dan bernapas. Aretha menghela napasnya.