"Seperti yang kalian tahu bahwa dia sedikit nakal. Saya harap kalian bisa bertahan dan betah mengurusnya,"ucap wanita paruh baya itu kepada mereka yang akan menjaga Putra kesayangannya.
"Baik Bu, kami akan melakukan yang terbaik!" Jawab Afifah.
"Saya akan pergi keluar karena ada urusan mulai sekarang saya titipkan Putra nakal ini kepada kalian!" Lanjutnya kemudian pergi begitu saja.
"Pergi! Pergi kalian semua dari sini! Aku tidak mau bertemu dengan siapapun!" anak kecil itu Berkata sambil menangis mengusir semua orang dari ruangan itu. Tidak ada pilihan lain akhirnya orang-orang yang berada di sana satu persatu mulai meninggalkan ruangan tersebut karena mereka tak tahu bagaimana cara menghadapi anak kecil itu. Mereka tidak tahu bagaimana cara menenangkan anak kecil itu karena Ibra terus saja memberontak. Ibra menghancurkan barang-barang yang ada di hadapannya meminta semua orang pergi meninggalkannya.
Semua orang mulai takut menghadapi anak kecil itu tetapi berbeda dengan Afifah. Wanita berhijab tersebut mendekati anak kecil itu ketika semua orang sudah meninggalkannya.
"Apa yang paling kamu inginkan?" tanyanya pada Ibra. Berbeda dari yang lain ketika berkomunikasi dengan Afifah Ibra merasa lebih tenang. Berkomunikasi dengan wanita berhijab itu berbeda dengan komunikasi dengan orang lain terlihat sangat jelas bahwa Afifah memiliki kemampuan komunikasi yang luar biasa.
Pada awalnya anak kecil tersebut hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan wanita berhijab itu. Tetapi Afifah tidak akan menyerah begitu wanita itu terus berusaha membuat agar Ibra merasa nyaman.
"Aku mau main bola!" ucap anak kecil tersebut. Afifah sangat senang mendengar kata-kata itu Dan akhirnya mereka pun pergi meninggalkan ruangan tersebut Lalu bermain bersama. Tentu saja mereka mendapatkan pengawalan dan juga penjagaan dari orang-orang yang bertugas menjaganya.
***
Niko baru saja masuk ke dalam mobil di saat tiba-tiba ponselnya berdering. Pemuda tampan itu menerima panggilan video call dari sang ayah. Mereka pun mulai berbincang.
"Bagaimana dengan pekerjaanmu di hari pertama? Apakah menyenangkan?" pria paling banyak itu bertanya kepada Niko.
"Baik Ayah, tidak ada yang istimewa," jawabnya.
"Apakah kamu sudah bertemu dengan Dimas?" tanya pria paruh baya itu.
"Sudah, tetapi kenapa ayah membawaku ke tempat ini dan mempertemukanku dengan Dimas. Ada apa sebenarnya ayah?" Niko bertanya kepada sang ayah.
"Dari sana kamu akan mulai misi kamu. Pertama-tama ayah akan menceritakan tentang target pertama yaitu salah satu pemegang saham di perusahaan grup hijau. Pria itu bernama Amirudin. Dia adalah target pertamamu. Balaskan dendam ayahmu yang telah meninggal sia-sia kepada pria itu. Apakah kamu mengerti!" Davin memberikan perintah kepada Niko untuk membalaskan dendam kepada seorang pria yaitu Amiruddin. Dia adalah salah satu orang yang terlibat dalam rencana pembunuhan ayah kandung dari Niko dan Dia meminta agar pemuda tampan itu melakukan balas dendam kepadanya.
Selanjutnya Niko mencoba mencari informasi tentang pria yang disebutkan oleh sang ayah. Sebenarnya Niko sudah mendapatkan informasi tentang pria itu dan dia sudah menyimpannya dalam sebuah flash disk. Pemuda tampan tersebut memasukkan flashdisk ke dalam laptopnya dan mulai mempelajari keadaan. Mulai mempelajari hubungan antara Dimas dan juga Amiruddin.
Ternyata selain sebagai seorang pemegang saham dia merupakan salah satu kepala sekolah dari sekolah ternama yang ada di kota tersebut. Penggelapan dana sekolah adalah kasus yang sangat menonjol tetapi tidak ada satu orang pun yang berani mengangkatnya tidak ada satu orang pun yang berani membuka cerita itu.
Cukup lama Niko berada di dalam mobil memperhatikan informasi yang baru dia dapatkan tentang Amiruddin semua itu dibutuhkannya demi niat balas dendam yang ada di dalam hatinya. Amiruddin juga aktif di sebuah yayasan sosial. Untuk menutupi kebusukannya dia ingin memperbaiki Citra dirinya menunjukkan kebaikan yang palsu kepada semua orang seolah-olah dia berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Dua hari lagi adalah waktu di mana dia akan menjadi Tamu Istimewa di sebuah yayasan sosial amal bagi anak-anak yang terlantar dan juga anak-anak yang kekurangan pendidikan. Amiruddin bersikap seolah-olah Dia peduli dengan pendidikan namun Sebenarnya dia telah menipu semua orang.
Sebuah pesan kemudian masuk ke dalam ponsel Niko pesan itu berasal dari sang ayah yang mengatakan bahwa Niko harus membunuhnya pada waktu tersebut bahwa Niko harus melenyapkannya ketika dia memberikan kata sambutan pada kegiatan amal dua hari mendatang. Tetapi Niko hanya diam saja. Dia tak tahu apa yang dirasakannya tetapi dia sungguh berat melakukan misi itu hatinya bertanya-tanya haruskah melakukan balas dendam dengan cara seperti itu haruskah membayarnya dengan nyawa juga.
Pria paruh baya itu kembali menghubungi Niko. Panggilan video kembali tersambung.
"Ingatlah apa yang harus kamu lakukan. Lenyap kan dia dalam sekali tembakan. Aku telah memilih kan waktu yang paling tepat untuk kamu melakukan tugas itu." pria paruh baya itu kembali memberikan perintah.
"Aku akar melakukan balas dendam tetapi dengan caraku!" jawab Niko.
"Dengan caramu? Apakah kamu yakin? Kamu tidak perlu membuat rencana baru, lakukan saja seperti yang aku perintahkan kepadamu." pria pada baya itu berkata. Dia tidak setuju dengan cara Niko dalam melakukan balas dendam. Dia tidak setuju dengan cara pria itu karena cara itu tidak memuaskan hatinya.
"Tidak ayah, jika dia mati begitu saja dia kan terbebas dari semua kesalahannya. Aku tidak mau itu terjadi ayah. Aku harus benar-benar membalas kan dendam ku kepadanya di harus benar-benar menderita hingga biarkan meminta kematian dengan sendirinya." tetapi pemuda tampan itu juga masih bersikeras dengan pendapatnya sendiri.
"Tidak! Kamu tidak boleh melanggar kata-kataku. Kamu harus mendengarkanku dan membunuhnya pada hari itu. Jika kamu tidak melakukannya maka aku yang akan membunuhnya!" jawab pria paruh baya itu memberikan keputusan kemudian dia pun mematikan ponsel.
Hari sudah menjelang malam. Niko berencana untuk menyelidiki amiruddin dengan caranya. Dia melanjutkan mobil menuju kediaman Amiruddin, rumah itu terlihat jauh lebih besar dari prediksi nya sebagai seorang kepala sekolah adalah sesuatu yang mustahil jika amiruddin memiliki kekayaan yang sebesar itu. Di depan rumah besar tersebut beberapa orang perempat sedang menjaga. Tembok nya begitu tinggi hingga membuat orang kesulitan untuk masuk ke dalamnya. Setiap tamu harus melapor terlebih dahulu sebelum benar-benar berkunjung ke tempat itu setiap tamu harus meminta izin terlebih dahulu. Niko turun dari dalam mobil kemudian mengedarkan pandangan untuk memantau keadaan sekitar. Setelah dirinya merasa keadaan benar-benar aman barulah dia memulai rencananya.
Dengan sekali lompatan pemuda tampan itu berhasil menaiki tembok tinggi tersebut. Dia kemudian berjalan melalui taman belakang rumah besar milik seorang kepala sekolah itu.