Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 12 - Chapter 12 Hannyo Bakeneko

Chapter 12 - Chapter 12 Hannyo Bakeneko

Tak lama kemudian terlihat mereka duduk bertiga di penghangatan di tengah tengah mereka di dalam rumah Kanade

"Apa kalian pendatang?" Tanya Kanade.

"Ya, kami pendatang yang ingin mencari kapal besar" Balas Mizuki yang duduk di samping Hannyo yang terdiam meminum teh nya dengan perlahan dan sangat berkarisma.

Kanade terdiam, ia terpesona dengan cara minum Hannyo, di saat itu juga Hannyo menatapnya membuat Kanade terkejut dan salah tingkah.

Lalu Hannyo meletakan teh nya dan mulai bertanya. "Kenapa mereka memperlakuakn mu begitu? Apa kau punya hubugan bersama dengan biarawati yang telah mati?" Tanya Hannyo. Lalu Kanade terdiam sebentar, ia menundukan wajah dengan sedih dan kecewa. "Sebenarnya.... Aku malu jika ingin bercerita pada kalian, aku takut kalian tidak akan suka dan malah berpikir sama seperti orang orang di sini" Kata Kanade dengan ragu. 

Hannyo terdiam, ia lalu mengatakan sesuatu. "Aku belum bisa menilainya jika aku belum tahu" 

"(. . .Itu memang benar, mungkin aku bisa bercerita pada nya dan semoga saja dia bisa dan mau membantuku)" Kanade menghirup napas lalu mengeluarkan nya perlahan dan akan menceritakan semuanya.

"Soal biarawati itu, dia adalah teman baikku, dulu aku terserang siluman di hutan desa ini, aku benar benar terpojok dengan siluman itu dan hanya mati yang akan terjadi padaku. Tapi untungnya suara seruling yang sangat merdu membuat siluman itu terdiam dan menjauh dariku ketika suara nya lebih mendekat ke suara seruling itu. Dia leih tepatnya dikendalikan, dan yang membunyikan nya adalah Mazu sendiri. Dia adalah wanita yang menolongku, bertanya padaku apakah aku baik baik saja dengan nada yang sangat nyaman, dia mengurus siluman itu dengan membunyikan suara serulingnya semakin merdu dan di saat itu juga siluman itu masuk ke dalam seruling itu, itu adalah sihir yang sebenarnya, kami semakin dekat tapi setiap kali aku bersama dengan nya, semua orang pasti berpikir bahwa aku lah penyebab siluman siluman itu datang dan mereka memintaku untuk menjauhi Mazu yang suci, jadi aku tak datang dalam acara kematian nya karena aku takut kesedihan itu akan bercampur dengan kekesalah yang akan terluapkan padaku, aku tak berguna di sini, mazu juga diam saat aku ditindas banyak orang itu, tapi aku tetap berpikir bahwa ia wanita yang baik" Balas Kanade.

Lalu Hannyo terdiam, ia mencoba berpikir apa yang dikatakan Kanade. "Kau berasal dari mana?" Tanya Hannyo.

"Aku berasal dari pulau siluman, ayah ku dan aku di sana. Aku bersama ayah ku hingga aku dewasa dan ayah meninggal, aku harus pergi dari pulau siluam sendiri karena sebelumnya kami terjebak di sana. Hingga aku menemukan desa ini dan di serang siluman di hutan ini tapi untungnya Mazu menyelematkan ku" Kata Kanade. 

"Pulau siluman?" 

"Ya, pulau dimana aku tinggal di sana sangat lama... Tentunya aku tidak tinggal sendiri tapi bersama ayah ku, dia melindungiku.... Aku tahu pulau siluman itu adalah pulau terkutuk tapi kami berdua tak tahu kenapa kami bisa ada di sana" Balas Kanade. 

"Kau di sana selama berapa tahun? Dan bagaimana kau bisa keluar dari sana, manusia biasa akan langsung ditelan siluman di sana" Tatap Hannyo dengan serius. 

"Ya, pulau itu sudah tak ada, setelah aku lahir, ayah tak sengaja terbawa siluman terbang dengan masih membawa ku saat masih bayi. Dia dijatuhkan dan mati matian melindungiku hingga ia hidup diam diam di gua bersama ku untuk membesarkan aku sendiri, dia terus menari jalan keluar dan bepikir tanpa memperhatikan kondisinya dan saat terakhirnya, ia memberikan kunci peta padaku untuk keluar dari siluman itu, di saat itu juga aku pergi setelah ayah tiada di sana" Balas Kanade, dia lalu menetskan air mata mengingat itu semua.

Hannyo yang melihat itu segera melontarkan kata. "Maafkan aku"

"Tak apa, aku memberitahu kisahku ini juga berharap kau bisa menolong hal ini, aku merasa Mazu belum mati, karena aku melihatnya dan mendengar seruling yang persis"

Di saat itu juga Hannyo berpikir bahwa tebakan nya tadi benar soal Mazu masih hidup.

Tapi tiba tiba di tengah pembicaraan mereka itu, ada suara petir dan ombak yang besar muncul dari luar. Kanade berdiri dan segera keluar untuk melihat apa situasinya, seketika ia menjadi terkejut karena cuaca benar benar sangat buruk.

Hannyo menyusulnya keluar dan ia juga melihat apa yang terjadi. Cuacanya benar benar berantakan. Lalu dari kejauhan ia melihat ada seorang wanita yang diam terikat di atas karang dan diantara banyak ombak besar yang menghantam karang dibawahnya.

Kanade pun juga melihatnya, dan ia menjadi terkejut ketika tahu bahwa itu adalah Mazu. "Mazu!!"

"Dia biarawati itu?" Tanya Hannyo.

"Ya, dia ada di sana, kenapa ada di sana, apa kau bisa menyelamatkan nya?!" Tatap Kanade dengan panik. Hannyo terdiam, ia menatap ombak itu dan seketika mata merahnya menjadi agak bercahaya. Karena ia melihat gerakan benda besar di antara laut gelap itu, dan yang benar saja, muncul dua siluman berwujud monster panjang bawah laut, mereka muncul di antara tempat Mazu berdiri terikat.

"Astaga!!, apa yang harus kita lakukan, dia akan diserang monster itu, Mas Hannyo aku mohon selamatkan dia" Kanade memegang lengan Hannyo dan memohon.

Hannyo menatap serius monster monster itu, lalu ia mendorong pelan Kanade untuk jaga jarak dengan nya. "Biarkan aku menjelaskan ini, dia bukan orang yang kau kenal dan dia sengaja melakukan ini, seolah olah tawanan siluman agar aku bisa ke sana, awalnya aku tidak mau dan aku tidak mau menjelaskan apapun yang terjadi, biarkan kau yang tahu sendiri" Kata Hannyo, seketika lengan nya masuk ke mantel nya, tepat di pinggang nya ketika tangan nya keluar, tangan nya sudah membawa satu pedang tajam dan panjang. Hal itu membuat Kanade terkejut karena sebelumnya Hannyo terlihat tidak membawa senjata apapun apalagi sepanjang dan setajam itu.

"Masuk lah ke dalam, jika bisa bawa Mizuki keluar dari tempat dekat pantai ini" Kata Hannyo dengan wajah serius.

Lalu Kanade mengangguk dan masuk ke dalam rumah memanggil Mizuki yang duduk memakan makanan di sana. "Mizuki, keluarlah dan ikut bersama ku" Kanade menarik tangan Mizuki membuat Mizuki terkejut, mereka lari ke bukit tinggi dan melihat di sana.

Kanade melihat Hannyo masih ada di karang yang sangat jauh dari depan Mazu. Saat itu juga, wanita itu membuka mata melihat Hannyo di depan nya tengah membawa satu pedang di tangan nya.

"Kau muncul dengan sangat mudah" Kata Mazu, seketika ada monster satu itu mendarat keras di depan Mazu tepat.

"Nona Mazu!" Kanade terkejut dengan khawatir.

Tapi rupanya Mazu malah berdiri di atas monster itu, seketika monster itu berenang di dalam air laut mendekat ke Hannyo dan Mazu sendiri masih berdiri seperti melayang di atas air.

Ia mendekat dengan cepat dan membunyikan serulingnya, Hannyo terdiam mengangkat alisnya, ia bingung apa yang dilakukan Mazu, tapi tiba tiba pupil mata miliknya mengecil membuatnya seperti terkejut, Hannyo dengan reflex tak tahu, ia menjatuhkan pedang nya hingga jatuh ke laut, pedang itu malah tenggelam.

"(Sialan)" Hannyo memegang atas kepalanya, ia merasa seperti menahan sesuatu agar tidak terjadi pada tubuhnya dan suara seruling itu masih terukir di pendengaran nya.

"Apa yang terjadi?" Kanade yang melihat dari jauh, menjadi terdiam melihat Hannyo yang semakin di dekati oleh Mazu yang datang di antar monster tadi.

Hannyo menatap Mazu membawa pisau panjang akan mendekat melompat padanya dan itu sudah diperkirakan akan menusuknya. Tapi Hannyo terpaksa melompat, di saat itu juga ia melepas tangan nya dari kepalanya, Kanade menjadi terkejut melihat itu karena di kepala Hannyo terdapat kuping kucing hitam yang berbentuk tajam seperti mewakili tanduk iblis.

"Sialan" Hannyo akan masuk ke air, ia tak bisa mengendalikan tubuhnya dan alhasil ia jatuh masuk ke dalam. Ia terdiam melayang di dalam air dan menatap monster tadi akan berenang mendekat seperti hiu yang membuka mulutnya akan menerkam Hannyo. Tapi untungnya, dari tangan kanan nya muncul bayangan hitam yang membentuk pedang nya, di saat itu juga, ia menggunakan posisi tajam dan mendatarkan pedang nya dan seketika saat monster itu lewat memakan nya, ia menjadi terbelah menjadi dua karena pedang Hannyo.

Sementara itu Mazu ada di atas karang, ia membunyikan serulingnya dengan fokus mencari nada sempurna. Lalu ia berhenti dan melihat sekitar. Air itu menjadi tenang tak memunculkan keberadaan Hannyo, bahkan dia tak menampakan diri.

Mazu menurunkan seruling nya dan langsung berteriak. "Aku sudah tahu kau, kau adalah iblis yang membunuh manusia, kau harus bersyukur aku malah hidup dengan tubuh yang sehat ini jelas untuk membunuh mu" Kata Mazu. Ia mencoba memancing Hannyo keluar.

Di belakang Mazu, Hannyo muncul dengan masih ada kuping kucing di telinga nya. "(Dia membunyikan seruling itu, seruling itu adalah melodi hipnotis tubuh, hanya tubuh yang akan mendengarkan dan sesuatu perintah melodi itu, dia meminta setiap makhluk menunjukan tubuh aslinya, aku akan menunjukan tubuh ku padamu)" Pikir Hannyo, Mazu bahkan tidak tahu Hannyo ada di belakang nya.

Hannyo terdiam berpikir, seketika ia kembali menyelam dan berenang dengan sangat cepat dan hanya bayangan hitam yang terlihat dari permukaan, Mazu melihat sekitar dengan masih sambil membunyikan serulingnya, tiba tiba saja ada bayangan hitam muncul di depan nya tepat dan bayangan itu memunculkan hannyo yang akan menyerangnya dengan pedang nya, harusnya itu akan membelah Mazu, tapi Mazu membunyikan serulingnya dengan kencang, seketika ada yang menyerang Hannyo seperti melukai punggungnya.

"Akh….(Sial)" Hannyo malah melewati Mazu dan jatuh ke air, Nampak dari punggungnya muncul darah yang bercampur air laut di sana. Bagaimana bisa itu sulit dikalahkan, itu karena ada di sekitar air membuat Hannyo semakin susah mengendalikan tubuhnya.