"Daddy, Vio pulang." Ku letakkan koran yang sejak tadi ku baca setelah pulang dari Kantor. Menunggu kedatangan Viola yang hingga petang belum pulang juga, biasanya jika hingga petang begini dia akan mengabari kala pergi bersama Gavriel.
Tapi yang ku lihat barusan Viola bukannya datang bersama Gavriel, melainkan dengan Jonathan anak pungut Sekar dan Yasa. Belakangan ini, Viola memang sering bercerita tentang anak itu. Ada rasa khawatir kala dia bisa dekat dengan anakku Viola, anak yang asa usulnya tidak jelas bahkan bukan berasal dari panti asuhan itu membuatku sangat tidak ingin bila dia dekat putriku.
"Kemana saja kamu, Vio? Jam segini baru pulang. Terus, kenapa gak bareng Gavriel? Kalian bertengkar ya?"
"Aku tadi ada rapat, Dad. Di PRESMA, terus Gavriel ada pertemuan juga untuk persiapan pertandingannya ke Bandung?"
"Pertandingan apa, Vio?"
"Basket, Dad."
"Terus kenapa pulangnya sama Jonathan?"
"Loh, emangnya kenapa, gak boleh? Kan sudah biasa, Dad."
