"Kamu tidak perlu khawatir, Sekar. Meski aku menyuruhmu menjual butik yang kamu miliki, pasti akan ku ganti setelah semua hutang dan keadaan omset penjualan produk di perusahaan yang di Bekasi membaik. Aku yakin itu tidak akan berlangsung lama. Toh, kemarin aku sudah memperbaiki segala hal yang menjadi kendala di Bekasi, dan aku yakin sebentar lagi keadaan perusahaan yang di Bekasi akan kembali seperti semula."
Sama seperti beberapa bulan lalu, saat perusahaan yang di Pekanbaru mengalami kemerosotan dalam saham. Mas Yasa berkata demikian pula untuk meminjam tabunganku untuk di gunakan demi perusahaan yang baru ia rintis itu. Meski ragu, aku memberikannya. Karena sebagai seorang istri, aku tidak ingin di cap sebagai wanita yang tega melihat suaminya dalam masalah, namun tidak bisa membantu apa-apa.