Aku menoleh pada asal suara yang telah mengagetkanku. Suara cemprengnya hampir saja membuat jantungku melompat dari tempatnya saking kagetnya tadi. Aku segera membekap mulutnya dan menarik dari tempatku berdiri tadi, takut sampai keluarga Adilaga tau kalau sejak tadi aku mengamati mereka, karena tempatku berdiri dengan mereka tidaklah begitu jauh, hanya berjarak sekitar lima meter saja.
"Emmm....emmm...." Salsa memberontak kala mulutnya ku bekap secara paksa.
"Bisa diem gak, sih!" Ujarku dengan terus menghindari keluarga Adilaga. Setelah dirasa agak jauh, aku pun melepaskan bekapan dari mulut Salsa.
"Kenapa sih, Mas? Pakek bekap mulut aku segala, kamu ngapain tadi disana? Pakek masker sama kacamata segala macem, kamu merhatiin siapa, hah? Apa jangan-jangan kamu pengen ketemu cewek lain ya? Makanya gak mau nganter aku sampek Harvard,"