Chereads / Guruku Cinta Pertamaku (GCP) / Chapter 5 - Aku Sama Dengan Kamu

Chapter 5 - Aku Sama Dengan Kamu

Casey berhenti melangkah dan matanya melebar melihat sandal yang dipakainya sekarang. Dia berpikir bagaimana cara menyembunyikan kakinya agar tidak terlihat oleh Dilan, meski itu sangat tidak mungkin. Apalagi saat ini Casey sedang menggunakan celana pendek.

Dilan yang sudah berjalan beberapa meter di depan tiba tiba berhenti ketika menyadari Casey yang tidak ada di sebelahnya. Laki laki itu lantas menoleh ke belakang.

"Kenapa Cas?" tanya laki laki itu.

Casey yang melihat Dilan menatapnya langsung mengangkat satu kakinya ke belakang.

"Gak apa apa pak," jawab gadis itu sambil tersenyum menahan malu.

"Ayo," ajak Dilan lagi. Dan Casey hanya mengangguk membiarkan Dilan menatap ke arah depan lagi. Setelah itu dia bergegas berjalan di sebelah laki laki itu namun lebih ke belakang.

"Saya baru tahu bapak suka baca komik romace," ucap Casey di sela sela mereka berjalan.

"Kenapa emangnya? Saya masih muda loh Cas. Umur kita kayaknya cuma beda empat tahun deh."

Casey membeliakan matanya mendengar hal itu. Berarti seleranya tetaplah normal, karena ternyata gurunya tersebut masih sangat muda.

"Bapak serius?"

"Iya, umur saya dua puluh dua tahun," jawab Dilan sambil tersenyum ke arah Casey, "Ini aja saya ngerasa aneh kalau di luar sekolah kamu manggil saya bapak."

"Terus saya mesti manggil bapak apa?" tanya Casey, "Gak mungkin mas dong?" batin gadis itu sambil cekikikan.

"Senyamannya kamu aja. Bapak juga gak apa apa kok." Dilan menyentuh kepala Casey sekilas lalu menatap ke arah depan lagi.

Laki laki itu tidak tahu saat ini, jika gadis delapan belas tahun yang berjalan di sebelahnya itu jantungnya hampir meledak ketika dia memperlakukannya seperti itu. Apalagi saat ini sudah bisa dipastikan jika wajah Casey pasti sangat merah seperti tomat kematangan.

"Pak Dilan kenapa jadi guru?" tanya Casey tiba tiba mengalihkan pembicaraan. Obrolan yang tadi terlalu berbahaya jika dilanjutkan. Karena sudah pasti Casey akan sangat memperlihatkan jika dirinya sangat menyukai guru tersebut.

"Hmm, sebenarnya karena itu keinginan ibu saya Casey. Jadi saya mau ngewujudinnya biar ibu saya bahagia."

"Wah, ternyata pak Dilan selain pinter, ganteng, baik juga ya," ucap Casey malu malu, "Saya baru kali ini ketemu guru semuda pak Dilan. Kalau ada dari dulu mungkin saya udah jadi anak pinter sekarang," lanjutnya lagi sambil tersenyum sendiri.

"Kamu pinter kok Casey. Saya yakin nilai kamu bakalan terus naik. Saya akan terus ngebantu kamu."

Casey tersanjung mendengarnya. Rasanya tidak percaya Dilan memperlakukannya seperti ini. Bahkan Casey sempat berpikir, apa mungkin gurunya tersebut juga menyukainya?

Ketika memikirkan kemungkinan itu, Casey kembali teringat dengan ucapan ibunya tadi sebelum ia pergi. Sepertinya memang benar khawayalannya sudah terlalu liar karena terlalu banyak membaca komik percintaan.

Rumah Casey sudah terlihat dari kejauhan. Dan mereka pun berhenti tepat di depan rumah itu.

Casey mengangkat satu kakinya lagi ke belakang ketika Dilan memutar tubuhnya menghadap ke arahnya.

"Udah sampai rumah kamu. Kalau gitu saya pamit ya. Oh ya, kalau kamu mau baca komik ini juga kamu bisa bilang ke saya. Nanti saya pinjamkan ke kamu."

"Iya pak. Makasih."

"Sampai jumpa besok di sekolah Casey," pamit Dilan. Dia kemudian meneruskan jalannya karena blok rumahnya masih ada beberapa meter di depan lagi.

Casey menatap kepergian Dilan hingga laki laki itu sudah tak terlihat lagi. Dan setelah itu barulah dia menurunkan kakinya dan berjalan masuk menuju rumahnya. Ketika dia membuka pintu pagar, Casey terkejut melihat ibunya yang berdiri di belakang pintu pagar tersebut.

"Astaga ibu?! Ngagetin tahu gak?" seru Casey yang terkejut.

"Siapa cowok tadi?"

"Itu kan guru Casey, yang tinggal di blok depan."

"Kamu pacaran sama dia?"

Maat Casey sontak membeliak karena mendengar pertanyaan konyol dari ibunya itu.

"Ya kali Casey pacaran sama guru bu. Casey masih waras."

"Ya syukur deh kalau gitu. Awas aja kalau ibu tahu kamu pacaran. Inget kamu mesti banyak belajar biar seenggaknya bisa lulus sekolah."

"Hmm." Casey menjawabnya dengan jengah. Sepertinya tak ada pembahasan lagi antara dirinya dan juga ibunya selain soal belajar dan belajar.

Ibu Casey tiba tiba memutar tubuhnya dan menatap tajam anak keduanya tersebut.

"Apa lagi?" tanya Casey malas.

"Tapi kamu suka sama dia?"

"Eng—enggaklah bu," sangkal Casey cepat.

"Bagus. Kamu harus tahu diri. Jangan ngimpi bisa suka sama guru sedangkan ranking kamu dua terbawah di kelas." Ibu Casey mengatakan kenyataan itu dengan tanpa perasaan. Kemudian dia masuk lagi ke dalam rumahnya.

"Kenapa emangnya sama orang bodoh? Orang bodoh gak boleh suka sama orang pinter gitu? Kalau semua orang pinter sama orang pinter, terus gimana sama nasib orang bodoh?" Casey hanya berani menggerutu di belakang ibunya. Ketika dia sudah masuk ke dalam rumah, dia kembali berpura pura menjadi anak yang manis agar perbuatannya hari ini tak diadukan pada ayahnya.

***

Sesampainya di rumah, Dilan langsung membaca komik yang baru dibelinya tadi. Di dalam kamarnya yang tak terlalu luas itu, banyak sekali koleksi koleksi komik yang sudah ia beli sejak dia sekolah hingga dia kerja saat ini.

Siapa yang sangka jika dulunya Dilan adalah murid yang tak jauh berbeda dari Casey. Dia buruk dalam semua mata pelajaran dan hanya menyukai komik saja. Hingga sampai ibunya sakit parah, dan menginginkan anak laki lakinya itu menjadi guru yang bisa ia banggakan.

Sejak saat itu Dilan belajar sangat mati matian hingga dia bisa menjadi ranking satu bukan hanya di kelasnya. Melainkan dia juga menjadi ranking satu di sekolahnya.

Saat itu banyak yang tidak mempercayai hal itu, guru guru pun tidak ada yang menyangka jika Dilan akan berubah sedrastis itu. Ada juga temannya yang yakin jika Dilan pasti menyuap guru untuk membuatkan nilai yang bagus untuknya.

Namun tuduhan itu terpatahkan ketika Dilan mengikuti acara kuis di televisi untuk mendapatkan imbalan uang seratus juta demi bisa membayar operasi ibunya. Dan ajaibnya saat itu dia benar benar memenangkan uang seratus juta rupiah dan berhasil membuat ibunya sembuh dan sehat sampai sekarang.

Karena hal itulah Dilan tertarik ketika melihat Casey. Dia seperti melihat masa lalunya karena dia yakin Casey mungkin sebenarnya adalah anak yang pintar. Hanya saja gadis itu tidak tahu bagaimana cara belajar yang tepat hingga membuatnya seperti itu.

Dilan bahkan lebih terkejut ketika dia mengetahui jika Casey juga memiliki hobi yang sama dengannya yaitu membaca dan mengoleksi komik.

Lengkap sudah Dilan melihat dirinya di masa lalu pada diri Casey.