Ketika akan masuk kedalam kelas tidak sengaja Dhita berpapasan dengan Gilang yang juga ingin masuk kedalam kelas, karena itu Dhita mengurungkan niatnya dan memilih untuk pergi ke kantin sebentar.
"Eh Dhita! mau kemana? tadi katanya mau masuk ke dalam kelas!" Dina dan Anjani bangkit dari duduk lalu mengejar Dhita.
Sementara itu Gilang hanya bisa melihat kepergiannya tanpa sempat bertegur sapa dengannya, setelah itu ia masuk ke dalam kelas dengan tangan kanan yang dibalut perban.
"Dhita! mau kemana sih?" tanya Dina dengan nada bicara manjanya itu.
"Mau menjauh dari kalian!" wajahnya cemberut, dia sudah sangat kesal pada dua orang temannya ini.
"Jangan dong, kalau lo ngejauh dari kita terus siapa yang bakal bantuin lo buat ngejauhi orang orang yang sok kenal di luar sana nanti?"
Kalalu Dhita udah pergi ke kantin sendirian udah pasti semua orang ngedeketin dia, terutama para cowok.
"Daripada deket dengan kalian, makan hati gue lama lama!" Dhita mempercepat langkahnya.
"Yauda kami ikut ya? please!" kedua orang itu menyatukan kedua telapak tangan mereka membentuk tanda permintaan maaf.
Dhita menghentikan langkahnya dan berbalik untuk melihat wajah kedua temannya, dan karena merasa iba dengan wajah kucing mereka ia memberikan anggukan tanda izin telah di berikan.
Lalu ia menghembuskan napas panjang sebelum berbalik lagi dan melanjutkan langkahnya, tapi baru saja ia berbalik sesuatu menabraknya!
Braak!
Ia bertabrakan dengan seseorang, itu adalah cewek yang nyamperin Zayyan waktu dia telat kemarin, Vira!
"Duhh! eh kalau jalan liat liat dong!" gumam Vira dengan kesal. Kepala mereka saling berbenturan karena tabrakan itu, sakit banget!
"Ya gue minta maaf ya!" Dhita tau emang dia yang salah karena balik badan tiba tiba terus jalan gak liat liat.
Zayyan yang baru keluar dari kantin gak sengaja ngeliat keributan kecil itu.
"Ta lo gak apa?" Dina dan Anjani yang baru saja membantu Dhita bangkit langsung bertanya dengan khawatir.
"Jangan seenaknya dong sementang banyak yang suka sama lo di sekolah ini!" dari awal dia emang udah menyimpan kekesalan sama ni orang karena udah nikung Zayyan dari dia, di tambah nabrak dia kayak gini sampek kepala mereka terantuk, ya makin kesal!
"Hah? maksud lo apa?" Dhita bukan cewek yang bisa di tindas kayak gitu jadi dia gak punya rasa takut sedikitpun dengan tipe cewek kayak Vira ini.
"Maksud gue udah jelas! kalau jalan liat liat bos jangan seenaknya aja sampek nabrak orang!" ucap Vira dengan kesal. Wajah cantiknya terlihat begitu antagonis.
"Vir! dengar ya! gue udah minta maaf lho tadi, jadi jaga omongan lo itu!" walaupun udah jadi salah satu siswi favorit di sekolah ada beberapa orang yang tidak suka dengannya, salah satunya ya wanita ini.
"Iya, lagian Dhita cuma nyenggol dikit kali! kenapa lo ngomong yang enggak enggak kayak gitu." Anjani memberikan pembelaan.
Zayyan menggelengkan kepala melihat keributan itu, tapi dia tidak punya niat untuk ikut campur urusan wanita.
"Udah ah! gue mau balik, susah kalau ribut sama orang terkenal nanti di serang sama netizen lagi." Vira langsung pergi meninggalkan mereka.
Bisa bisanya tu cewek tiba tiba nabrak dia padahal lagi jalan bagus bagus, mentang mentang udah jadi pacarnya Zayyan mau seenaknya aja! pikir Vira dalam hati.
"Resek banget sih tu orang? masih pagi udah emosian kayak begitu, emang lo punya masalah sama dia Ta?" Anjani ikut kesal, kata katanya sebelum pergi pemicunya.
"Masalah? masalah apaan? kita ketemuan aja jarang gimana bisa punya masalah." Dhita mulai menenangkan diri.
"Biar aja kali, Vira kan emang dari dulu udah jadi relawan hetersnya Dhita jadi wajar dong sikapnya kayak gitu. Nah seharusnya tadi lo lawan aja biar dia jera Ta!" kata Dina.
Dia tau dari dulu Vira emang gak suka sama Dhita karena selalu jadi pusat perhatian.
"Gak mungkin dong gue kejar dia?" gimana mau di hajar tu anak melarikan diri setelah ngomong yang enggak enggak!
Setelah itu mereka mencoba untuk mengabaikan kejadian itu dan melanjutkan langkah ke kantin yang jaraknya sudah tidak jauh lagi.
Di kantin mereka bergabung dengan teman seangkatan lainnya yang berbeda beda kelas.
Dhita cukup ramah karena itu ia di terima dimanapun, jadi tidak heran jika dia duduk dengan teman teman yang berbeda kelas dengannya dan bisa berbincang hangat.
"Kenapa lo sama Vira tadi?" tanya Icha siswi lokal 12 Mipa 1, teman satu angkatan.
"Gak sengaja nyenggol dia gue, eh dianya malah ngelantur kemana mana." jawabnya dengan malas, kalau udah kesal sama orang dia males ingat ingat tu orang.
"Dia kesal kali!" celetuk salah seorang teman.
"Ya gue udah minta maaf, tanya aja sama Anjani!" Anjani merespon dengan anggukan.
"Bukan itu maksudnya, dia kesal karena lo jadian sama Zayyan lho!" tambah yang lain sambil terkekeh pelan.
"Dia kan udah lama banget ngejar ngejar Zayyan, bahkan 1 kelas lagi! tapi tetap aja hasilnya nihil dan Zayyannya malah berpaling ke lo," terang Fara, siswi yang juga satu kelas dengan Zayyan.
"Udah ahh!" gumam Dhita malas, dia tau dia pasti akan tersudutkan kalau udah ngomongin masalah jadiannya dengan Zayyan.
"Ciee ada yang malu malu ni! gak nyangka ya gue, saingan dan musuh sendiri bisa jadi pacar, bahkan jadiannya di momen yang sangat romantis gitu. Keren lo Ta!" tambah yang lain.
"Udah deh jangan bahas itu ya? palingan juga ntar lagi putus! lo kan tau kalau itu cuma kesalahpahaman." rasanya mau jambak rambut aja kalau udah gini.
"Lohh! jangan putus lah, baru juga jadian masak udah mau putus aja sih!" sahut Fara dengan cepat.
"Ni ya gue kasi tau, semenjak kalian jadian Zayyan udah mulai cuek tuh sama cewek cewek yang ngedeketin dia, ngejar ngejar dia." tambahnya dengan senyum lebar.
"Ya apa urusannya Ra? kita tu gak saling suka, kalian tau sendiri lah! gue aja gak --" Dhita mau kasih pembelaan tapi udah gak bisa, langsung di potong sama Fara.
"Ada dong urusannya, itu artinya dia memang mau serius sama lo makanya dia tinggalin tu para pengejar cintanya." Fara terkekeh kecil.
"Udah ah gue males bahas ini, gak mungkin ada yang bakal serius diantara kami. Gue Cuma mau lunasin janji aja bentar lagi juga putus kok!" dia udah mikirin, mungkin beberapa hari lagi dia bakal putusin tu orang.
"Parah lo, itu namanya penipuan publik! setidaknya buat masalah kek kalau mau putus!" temannya bercanda.
Kalau pacaran cuma status doang kan sama aja dengan gak pacaran kan? itu berarti kalau mereka putus sama aja dengan kebohongan publik.