Ternyata cukup banyak yang mengirim pesan padanya, bahkan beberapa nomor yang tidak di simpannya berkali kali mengirimkan pesan dan rata-rata dari mereka adalah cewek.
Mungkin itu adik kelas yang pengen kenalan.
Setelah selesai membalas beberapa orang yang dia anggap penting, tidak termasuk nomor tidak di kenal.
Dia menggeser menu ke tampilan status 'kenapa kok pada galau semua ni story adek kelas, apa lagi ngetrend ya?' gumamnya setelah melihat status dari puluhan adik kelas yang berteman dengannya di roomchat whatsapp.
Gak yang cowok gak yang cewek sama! mereka bua story galau dengan kata kata mutiara.
Setelah selesai dengan ponselnya Zayyan menyantap makan malam yang sudah
dihidangkan sang bunda untuknya. Ini cukup lezat untuk menutup harinya yang melelahkan.
Pagi harinya ia bangun setengah jam lebih cepat dari kemarin jadi saat bersiap siap ia bisa lebih bersantai dan tidak terburu buru, lalu berangkat!
"Pak Yayan! apa kabar pak?" sapa Zayyan begitu ia tiba di gerbang sekolah. ia tiba 15 menit sebelum masuk, ia benar benar menghindari telat kali ini.
"Sehat kok Alhamdulillah!" jawab pak Yayan singkat dari pos satpamnya.
"Cepat banget lo sampek? kemaren telat." Yuda yang baru datang langsung memarkirkan motornya di sebelah milik Zayyan, sedikit kaget ia melihat Zayyan yang datang begitu cepat.
"Kalau gue telat terus nanti tukang bersih bersih di sekolah gak ada kerja, kan kasian," jawab Zayyan bercanda.
"Gue lapar ni sarapan dulu yok!" kata Yuda, ni orang emang hampir ga pernah sarapan di rumah, Selalu di kantin.
Jadi mereka berduapun bergegas ke kantin untuk mengisi perut yang mulai keroncongan ini, kantin adalah tempat terbaik untuk menghiasi perut mereka dengan kelezatan.
"Lo ada berteman dengan adik kelas Yud?" tanya Zayyan sambil menyuap nasi dengan suiran ayam di sendok makannya.
"Kenapa emang? ada sih gue berteman ya tapi gak sebanyak lo lah, roomchat lo kan udah kayak asrama putri," jawab Yuda.
"Lagi ada trend baru ya? gue liat mereka pada buat status galau," tanya Zayyan penasaran.
Kalau hanya 1 atau 2 orang yang buat story yang begituan dia gak peduli, tapi ni hampir semua kontak yang berteman dengannya buat story dengan tema yang sama.
"Trend baru? story galau? kayaknya gak ada." Zayyan memicingkan matanya menyoroti mata Yuda dengan tajam.
"Lo gak ada buka roomchat? coba liat di status," tambah Zayyan, ni orang lama lama gaptek banget ya.
Yuda langsung membuka ponselnya dan melihat di bagian status, tapi gak ada yang aneh tu dengan status orang orang di kontaknya.
"Coba liat gue!" Zayyan yang penasaran mengambil ponsel Yuda dari tangannya.
"Hah? kok di kontak lo gak ada sih." gumamnya pelan sambil menyedot minumannya dari sedotan.
"Kayaknya di privasi deh makanya gue gak bisa liat. Liat aja tu! kan sama nomor kontaknya tapi di gue ga ada status galaunya, Cuma ada di lo!" sahut Yuda, ia juga heran kenapa bisa begitu.
Bukan hanya satu tapi mereka semua memprivasi Yuda dari viewer. Status itu hanya bisa di lihat di roomchat milik Zayyan.
"Pada galau mungkin mereka karena lo jadian sama Dhita," Yuda mencoba untuk menebak nebak, ya biasanya kan kalau story di privasi itu artinya hanya ditujukan pada orang yang bersangkutan.
"Ah masak Cuma gara gara gue jadian mereka semua jadi galau, gak mungkinlah!" bantah Zayyan.
"Bagi lo gak mungkin, bagi mereka beda bre! Lo sadarkan seberapa banyak penggemar lo di sekolah ini, penggemar tu cewek juga! dan sekarang kalian jadian, udah pastilah satu sekolah jadi galau!" Zayyan tidak memperdulikan kata kata itu, menurutnya terlalu di lebih lebihkan.
"Udahlah --"
JAM PERTAMA SEGERA DI MULAI.
"Yah udah bel, mana belum siap lagi, gimana dong?" nasi di piring masih ada setengah lagi tapi jam pertama malah udah di mulai.
"Santai aja kali! makan terus, gue juga belum siap ini." sahut Zayyan.
"Siapa suruh santai? Balik Ke Kelas Sekarang!" guru piket tiba tiba berdiri di depan meja mereka.
"Eh iya pak, kami abisin ini dulu buk ya baru balik." jantung Yuda mulai berpacu, gak enak banget rasanya lagi makan jantung tiba tiba berdebar kayak gini.
"2 menit! setelah itu kembali ke kelas!" ucap sang guru sebelum ia kembali berpatroli.
"Dah Za, cepetan makannya!" kata Yuda sedikit panik.
"Iya, nyantai aja kali makannya," sementara itu Zayyan sama sekali tidak merasa panik sedikitpun ketika datang guru piket barusan, dengan tenang ia menikmati setiap suapan yang di ada di piringnya.
"Gak ada takutnya lo ya, heran gue." setelah menenangkan napasnya, Yuda kembali menikmati sarapannya.
Mereka akhirnya menyelesaikan sarapan 3 menit setelah kepergian guru piket, lalu mereka segera bergegas ke ruang kelas.
"Zayyan, Yuda! kalian telat!" ucap seorang guru di dalam kelas, namanya buk Susi guru bahasa Indonesia.
"Kami baru siap makan buk, sarapan bentar tadi di kantin," jawab Zayyan dengan santai, sementara Yuda udah senam jantung takut di hukum.
"Gak denger suara bel?"
"Denger buk!"
"Jadi kenapa gak langsung masuk kelas?"
"Nasinya gimana buk? mubazir dong, lagipula tadi udah di kasi izin sama guru piket, pak Rasyid."
"Di kasi izin sarapan?" Buk Susi terus mengintrogasi, ini bukan pertama kalinya Zayyan telat masuk pada saat pelajarannya jadi ia tidak ingin melepaskannya kali ini.
"Dia kasi waktu buat makan," Zayyan terus menjawab dengan tenang, namun ia tetap bersikap sopan.
"Berapa menit?"
"Dua menit buk."
"Tapi kalian terlambat 3 menit! Itu artinya kalian terlambat 1 menit dalam pelajaran saya, kalau gitu berdiri satu kaki di depan pintu kelas selama 10 menit." Buk Susi terkenal dengan kedisiplinannya yang tinggi, bahkan saat menghukum tak jarang terkesan berlebihan, ini contohnya.
"Baik buk!" Zayyan tau kalau guru yang satu ini memang punya sedikit dendam padanya karena dia sudah beberapa kali lolos dari hukuman.
*
"Za! sumpah ini gak enak banget! banyak yang liatin bre." Yuda mengeluh, padahal baru 1 menit mereka menjalankan hukuman.
"Iya ni, tu guru sebenarnya dendam gara gara minggu lalu dia gak sempat menghukum gue karena mendadak dapat panggilan dari kepsek." wajah Zayyan pun tampak cemberut.
Sementara itu di kelas yang lain Dhita yang sedang fokus menyerap pelajaran Fisika tiba tiba diminta untuk mengantarkan setumpuk berkas.
"Antar kemana ni pak?" tanya Dhita sambil membawa setumpuk berkas.
"Ke buk Susi, coba sebentar saya cek di kelas berapa dia sekarang." pak Wawan menjawab, "oh dia di lokal 12 mipa 5"
'Duh kelasnya Zayyan lagi, males banget gue ketemu dia' Dhita langsung mengeluh begitu tau kalau ia harus mengantar berkas ini ke kelasnya Zayyan.