Chereads / Dewi Cantik Terlahir Kembali / Chapter 34 - Kabur dari Rumah

Chapter 34 - Kabur dari Rumah

Saat melihat Zi Yi berjalan keluar, Li Peirong sangat berharap dia tidak akan kembali lagi setelah pergi.

Namun, saat ini mereka sedang berada di Ibukota Di dan j*lang kecil ini kemungkinan besar akan pergi mencari Tuan muda keempat He. Dia bergegas untuk membujuk Zi Xu yang sedang marah besar, "Ah Xu, Yiyi masih kecil, untuk apa kamu marah dengannya? Sekarang, dia pergi sendirian, dia juga tidak mempunyai kenalan di Ibukota Di ini. Apa yang harus kita lakukan jika dia bertemu dengan orang jahat?"

Dia berbicara sambil menyeka air matanya nada bicaranya pun penuh dengan rasa sakit, "Wajahnya begitu cantik, apa yang harus kita lakukan jika dia bertemu dengan orang jahat?"

Sebenarnya, Zi Xu merasa menyesal setelah Zi Yi keluar. Sekarang, setelah mendengar Li Peirong berkata seperti itu, hatinya semakin merasa ketakutan. Namun, dia gengsi jika harus menurunkan harga dirinya, dia lalu berkata dengan suara kecewa, "Pergi saja jika dia ingin pergi dan suruh sopir mengikutinya. Jika dia bisa bertahan, dia tidak perlu kembali lagi malam ini."

…...

Baru saja Zi Yi keluar dari hotel, terdengar suara sopir di belakangnya.

"Nona Zi Yi."

Zi Yi melihat sopir yang berlari kecil ke arahnya lalu bertanya dengan nada dingin dan datar, "Ada apa?"

"Nona Zi Yi, Nyonya meminta saya memanggil Anda untuk pulang. Sudah jam segini, Anda jangan pergi, tidak aman di luar."

Zi Yi menatap matanya lalu memasukkan sedikit kekuatan mental kemudian menghipnotisnya, "Aku tidak pulang, tapi kamu bisa meneleponnya dan katakan jika kamu mengikutiku."

Sopir mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian mengeluarkan ponsel untuk menelepon Li Peirong.

Saat meneleponnya Zi Xu mendengar jika Zi Yi tidak akan pulang, dia menjadi semakin marah tapi langsung dibujuk oleh Li Peirong. Li Peirong sudah meminta sopir untuk menjaga Zi Yi dengan baik.

Setelah mendengar perkataan Li Peirong, sudut bibir Zi Yi terangkat.

Setelah selesai menelepon, Zi Yi berkata lagi, "Ambil mobilnya ke sini."

Kemudian, Zi Yi langsung pergi ke sebuah hotel yang tidak jauh dari Universitas Ibukota Di dan tinggal di sana.

Setelah makan, Zi Yi memeriksa jurusan apa saja yang dimiliki oleh Universitas Ibukota Di.

Kebetulan semua jurusan yang populer di sana bukan minatnya sehingga dia berpikir sebentar baru bisa memutuskan, "Jurusan sejarah itu bagus. Aku pilih yang ini saja."

Sejak era antarplanet, banyak budaya di bumi telah hilang. Kebetulan Zi Yi sangat tertarik dengan budaya di bumi.

Setelah selesai memilih jurusannya, dia sekalian berjalan-jalan di area Universitas Ibukota Di yang tidak terbuka untuk umum baru kemudian dia istirahat.

Keesokan paginya, Zi Yi menerima panggilan telepon dari He Fei.

Zi Yi sedikit terkejut. Setelah kejadian semalam, dia mengira seluruh Keluarga He sangat sibuk sekarang.

Karena berhasil menghubungi Zi Yi, He Fei merasa senang lalu dia bertanya dengan tidak tahu malu, "Xiao Yiyi, semalam keluargaku mengalami sedikit masalah sehingga aku tidak mencarimu. Apa kamu marah?"

Zi Yi malas menjawab pertanyaannya dia pun langsung bertanya, "Ada urusan apa?"

Senyuman He Fei sedikit memudar, "Nanti aku akan mencarimu dan mengajakmu pergi main balap mobil, bagaimana?"

Zi Yi awalnya ingin langsung menolak, tetapi tiba-tiba dia teringat jika Zi Lian ingin mendapatkan He Fei ada kilatan cahaya terlintas di matanya. Kebetulan dua orang ini kurang mendapat pelajaran sehingga bagus juga jika mereka saling melukai satu sama lain.

Setelah berpikir demikian, dia berkata, "Boleh."

He Fei merasa senang dia lalu berkata, "Kalau begitu, kamu tunggu aku. Paling lama jam delapan aku akan ke sana."

Zi Yi meresponnya kemudian menutup teleponnya.

Setelah menutup teleponnya, dia memanggil sopir untuk datang lalu berkata, "Aku pergi berbelanja dulu, kamu pulanglah."

Sopir mengangguk-anggukkan kepalanya, "Baik, Nona Zi Yi."

Setelah makan, Zi Yi pergi ke Universitas Ibukota Di.

Universitas Ibukota Di sebagai institusi pendidikan tinggi pertama di Negara Di, baik dalam hal suasana akademik, pesona sejarah, skala arsitektur, dan popularitasnya, tidak dapat ditandingi oleh universitas lain.

Cuaca di bulan lima itu cerah dan hangat dengan pemandangan indah dimana burung berkicau dengan indah dan bunga yang bermekaran terasa harum.

Ketika Zi Yi yang luar biasa cantik itu berjalan mendekati gerbang Universitas Ibukota Di, orang-orang yang melihatnya terpukau olehnya.

"Wah! Perempuan yang cantik sekali!"

"Dia pasti bukan murid sekolah kita."

"Aku sangat ingin mencarinya dan meminta nomor teleponnya."

Zi Yi mengabaikan tatapan dari orang-orang ini, dan langsung menemukan lokasi ujian seleksi mandiri hari ini.