Saat melihat Zi Yi terus bermain ponsel, Zi Lian menjulurkan kepalanya dengan penasaran untuk melihatnya sekilas.
Setelah melihatnya, karena tidak mengerti, dia bertanya, "Dik Yiyi, permainan apa yang sedang kamu mainkan? Permainan ini terlihat sedikit rumit. Kamu sungguh hebat, pandai bermain permainan serumit ini."
Namun, di dalam hati dia mengejek. Ternyata dia memang orang yang tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan. Tidak pandai belajar, tetapi sangat mahir dalam segala hal yang berkaitan dengan bersenang-senang.
Setelah mendengar perkataan ini, Zi Yi menoleh untuk memandangnya lagi. Ada sebuah cahaya yang terlintas di matanya yang membuat Zi Lian merasa sedikit tidak senang.
Dia merasa Zi Yi sedang mengatainya bodoh.
Zi Lian menarik napas dalam-dalam dan memperingatkan pada dirinya sendiri supaya tidak membuat masalah dengan orang yang tidak memiliki pengetahuan. Kalau tidak, sama saja dia merendahkan diri sendiri. Kemudian, dia berpura-pura seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bertanya, "Dik Yiyi, aku sangat penasaran bagaimana kamu bisa kenal dengan Tuan muda keempat keluarga He?"
Zi Yi melihat dua peretas itu mengeluh tentang betapa maniaknya jaringan pertahanan finansial Grup keluarga Lu, kemudian menjawab tanpa mengangkat kepalanya, "Tidak kenal."
"..."
Zi Lian mengambil napas dalam-dalam senyumannya pun berubah menjadi gertakan giginya, "Dik Yiyi sungguh suka bercanda. Jika kamu tidak mengenal Tuan muda keempat keluarga He, kenapa dia tiba-tiba ingin menikahimu? Jangan-jangan dia benar-benar hanya melihatmu sekali dan langsung ingin menikahimu?"
Jika benar-benar seperti itu, Tuan muda keempat keluarga He pasti hanya tertarik dengan kecantikannya.
Jika membahas tentang kecantikan, Zi Lian merasa dirinya juga tidak buruk, apalagi dia lebih perhatian pada penampilan dan lebih feminim daripada Zi Yi.
Setelah memikirkan hal ini, dia tiba-tiba memiliki sebuah ide yang licik.
Jika dia ikut pergi ke kediaman keluarga He, dan jika nanti Zi Yi dibandingkan dengan dirinya, keluarga He pasti akan lebih menyukainya. Jika dia menggunakan lebih banyak usaha, mungkin Tuan muda keempat keluarga He akan menyukainya.
Saat ini, Zi Yi melihat sekilas Zi Lian, sudut bibirnya sedikit melengkung.
Pakaian Zi Yi dipilih oleh Li Peirong dan keempat bibinya. Mereka memilih banyak pakaian sampai terkumpul setumpuk besar. Setelah pulang ke rumah, mereka masih sibuk mengingatkan Zi Yi, seperti harus bersikap patuh dan pengertian setelah tiba di kediaman keluarga He. Keluarga Zi pun bisa hidup lebih baik atau tidak itu bergantung pada Zi Yi.
Sekumpulan orang itu baru pergi saat jam 9 malam.
Setelah semua orang pergi, Zi Xu memanggil Zi Yi ke ruang kerja lalu tiba-tiba bertanya kepadanya, "Yiyi, apa kamu ingin pergi ke kediaman keluarga He?" Seolah-olah sedang meminta pendapat Zi Yi.
Zi Yi menatapnya lalu berbalik bertanya tanpa menjawab, "Jika aku bilang tidak ingin pergi, apakah ayah akan membantuku untuk menolak?"
"Tidak akan." Zi Xu mengerutkan keningnya dia sangat tidak senang dengan jawaban Zi Yi, "Jika kamu tidak pergi, aku akan mengirim kamu ke sekolah khusus perempuan untuk dididik dengan baik. Disana kamu harus tinggal selama tiga tahun, tidak memiliki kebebasan, dan hanya bisa belajar, apa kamu menginginkannya?"
Zi Yi menatap Zi Xu lekat-lekat.
Bisa-bisanya Zi Xu merasa kesal saat ditatap oleh Zi Yi, lalu dia sedikit melembutkan suaranya lagi dan berkata dengan tulus,
"Yiyi, aku tahu kamu suka bermain. Dalam beberapa tahun ini, ayah juga tidak mengekangmu. Namun, cobalah kamu berpikir, ayah bisa membiarkan kamu bersikap semena-mena untuk sementara waktu, tapi ayah tidak bisa membiarkanmu bersikap semena-mena seumur hidup. Kamu harus menikah. Tuan muda keempat keluarga He memiliki kualifikasi untuk mewarisi keluarga He. Jika kamu menikah dengannya, mungkin kamu akan menjadi Nyonya keluarga He di masa depan. Jangan melihat Keluarga Zi kita terlihat bersinar di Kota S. Begitu tiba di Ibukota Di, keluarga kita sama sekali bukanlah apa-apa. Di Ibukota Di, para keluarga kaya dapat menghancurkan keluarga Zi kita dengan hanya menggerakkan jari tangan saja."
Zi Xu berkata dengan tulus, "Ayah juga melakukannya demi kebaikanmu."
Setelah mendengar ucapan ayahnya, Zi Yi tertawa di dalam hatinya. Betapa bagusnya kata-kata 'demi kebaikannya'. Jika dia adalah pemilik asli tubuh ini, mungkin dia akan percaya dengan ucapannya.
Zi Yi berkata, "Keluarga He belum tentu akan memilihku."
"Selama kamu bersikap patuh dan pengertian, ayah tidak akan menyalahkanmu jika kamu nanti terpilih atau tidak." Zi Xu sangat percaya diri dengan kecantikannya tapi dia harus mengingatkannya, "Jangan memakai riasan wajah saat pergi ke kediaman keluarga He."
Zi Yi melengkung sudut bibirnya kemudian berkata, "Baik."