Chereads / LOVE PHOBIA: Jatuh Dalam Pelukan Supermodel Yang Menggemaskan / Chapter 22 - KAU INGIN MELAKUKAN SESUATU YANG MESUM LAGI, KAN?

Chapter 22 - KAU INGIN MELAKUKAN SESUATU YANG MESUM LAGI, KAN?

Aiden tidak paham lagi dengan apa yang baru saja dikatakan oleh sang mama tercinta.

Ya, memang sudah berulang kali mamanya itu memaksa Aiden untuk menikahi seorang wanita. Namun, karena trauma yang dia derita yang berujung pada penyakitnya itu, akhirnya CEO muda yang tampan itu sama sekali belum memiliki kriteria wanita yang ia sukai walaupun memang mamanya telah mengutus Bella—wanita yang digadang-gadang akan menjadi calon istrinya kelak.

"Mama, sebaiknya sekarang mama pulang saja. Aku sedang ada urusan yang sangat penting," Aiden pun berusaha untuk mendorong mamanya pergi dan meninggalkan rumahnya itu, namun, tentu saja sama keras kepalanya dengan putra kandungnya itu, Mama Aidan sama sekali tak ingin beranjak dari sana dan tak ingin meninggalkan putranya di sana.

"Tidak! Mama tidak mau! Pokoknya sekarang juga Mama ingin melihat sosok menantu mama. Atau ... Jalan-jalan kalian sedang berbuat sesuatu di dalam sana makanya kalian sama sekali tidak ingin mengizinkan Mama masuk ke dalam, kan?" Pikiran mamanya yang begitu mesum, membuat Aiden hampir saja serangan jantung.

"A-apa? Mama bilang apa?" Aiden memegang belakang kepalanya yang serasa mau meledak. "Dia? Wanita seperti dia?" Aiden menunjuk pada Amelia yang saat itu tersenyum pada mamanya dari dalam rumah. "Mama jangan tertipu dengan tampangnya yang begitu sempurna. Wanita itu bahkan hampir membunuh putra Mama satu-satunya ini, paham? Sudahlah! Sebaiknya Mama jangan banyak bicara lagi dan langsung saja pulang. Besok baru aku akan jelaskan semuanya kepada Mama di rumah besar," ujarnya.

"Besok? Tapi-"

"Sudahlah, Ma! Sekarang juga Mama harus pulang!"

"T-tapi ..."

"Sudah, Ma! Tidak ada tapi, tapi! Daaa Ma."

Aiden kemudian langsung membanting pintunya itu, dan menyuruh mamanya pergi begitu saja meninggalkan rumahnya.

Dia benar-benar berada di dalam bahaya ketika mamanya telah memikirkan sesuatu yang benar-benar sangat ia jauhi dan juga sama sekali tak bisa ia bayangkan sebelumnya, ketika mamanya melihat Amelia berada di dalam rumahnya.

"Hah!! Apakah mama sama sekali tidak memiliki akal lagi? Bisa-bisanya Mama berpikir bahwa aku melakukan sesuatu dengan wanita itu? Di rumahku? Oh god! Aku pasti akan mati ketika aku melakukan sesuatu dengan wanita kasar seperti itu!"

Ya, selama ini memang Aiden sama sekali tak ingin disentuh oleh siapapun. Akan tetapi semua itu bukan karena dia yang sama sekali tak ingin disentuh, Akan tetapi karena penyakit yang dia derita itu, sehingga dia sama sekali tak bisa disentuh oleh wanita manapun dan bermesraan dengan mereka.

Tap. Tap. Tap.

"Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia malah marah-marah dan menyuruh mamanya itu pergi? Dasar anak durhaka!" Hina Amelia dari dalam rumah, hingga beberapa saat kemudian Aiden pun melangkahkan kakinya dan masuk kembali ke dalam rumah untuk mengomeli Amelia yang telah menunjukkan mukanya pada mamanya itu.

Brak!

"Amelia?" Panggil pria itu dengan nada tinggi yang membuat Amelia langsung terperanjat.

"A-apa?" Amelia sama sekali tak ingin kelihatan lemah di hadapan pria tampan dan sombong, makanya ia pun berlaga jagoan di hadapannya untuk terlihat tak begitu menyedihkan.

"Kau!" Aiden menunjuknya. "Kenapa kau malah menampilkan wajahmu itu dari kaca? Apakah kau sengaja untuk terlihat di hadapan mamaku? Kok sama sekali tidak puas dengan uang yang telah aku berikan kepadamu, makanya kau ingin berbohong di hadapan mamaku untuk mendapatkan putranya ini? Iya? Apakah sebegitu menariknya diriku sehingga kau sama sekali tak memiliki harga diri lagi? Iya?"

"Hah?" Amelia bagaikan tersambar petir ketika mendengar ocehan dari Aiden saat itu. "A-apa? Apakah aku sama sekali tidak salah dengar? Kau bilang kau begitu sempurna dan berada jauh di atasku? Hey! Tuan muda arogan yang tak tahu diri, bahkan ketika kau memohon dan memberikan dirimu sendiri gratis padaku, aku sama sekali tidak akan menerimanya dan akan lebih memilih makanan sisa yang orang berikan ketika besoknya mau expired dari toko. Paham?"

Brak!

Amelia pun menabrak bahu Aiden ketika pria itu masih mencoba untuk mencerna apa yang baru saja ia hinakan padanya.

"A-apa? Kau menyamakanku dengan makanan sisa yang sudah expired dari toko?" Amelia sontak berbalik ketika ia sudah berada di tengah tangga.

"Apa? Tch!" Wanita itu tersenyum sinis. "Apakah kau sama sekali tidak mengerti bahasa Indonesia, Tuan? Apa yang aku katakan tadi jelas-jelas menjelaskan bahwa kau bahkan lebih tidak berharga daripada makanan yang sudah expired dari toko. Pfft!" Sontak Amelia pun berlari dan langsung membanting pintu kamarnya, meninggalkan Aiden yang benar-benar kesal di bawah sana.

"A-apa? Wanita itu benar-benar!"

Kembali lagi, mereka berdua selalu saja bertengkar ketika mereka berdua bersama. Walau begitu, Aiden sama sekali tidak pernah melakukan hal seperti itu dengan wanita lainnya.

"Cih! Sial! Sudahlah, sebaiknya sekarang aku segera tidur dan bersiap untuk ke kantor besok."

Setelah semua perkelahian panjang dan juga salah paham diantara kedua insan itu, mereka berdua pun memutuskan untuk tidur Dan kembali melanjutkan aktivitas mereka masing-masing esok hari.

***

Seperti biasa, Aiden yang cekatan, perfeksionis, dan anti lelet, bangun pagi-pagi sekali kemudian langsung bersiap dan sarapan pagi.

Sementara di sisi Amelia, wanita itu masih berkelana di dunia mimpi yang entah apa yang ia sedang lakukan di dalam sana.

Bahkan, saking bingungnya Aiden ketika melihat apa yang sedang dimimpikan oleh wanita itu, Aiden hanya bisa menatap keheranan tingkah lakunya yang bagaikan sedang bersilat di atas kasur.

"Syaat! Hyat! Mati kau! Sebentar lagi kau pasti akan mati di tanganku. Dasar telur dadar! Kyat! Hat! Hahahaha, hahahaha!"

Tawa yang begitu menggelegar dari wanita yang saat itu masih menutup kelopak matanya sambil memukul-mukul kan tangan dan kakinya pada bantal peluk, hanya bisa membuat Aiden menatapnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Sial! Wanita ini benar-benar tidak ada habisnya." Dan melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 07.30. "bentar lagi pasti sudah terlambat." Pun memutuskan untuk berteriak saja di telinga wanita itu untuk membangunkan dia.

"BAAAAAANNGGUUUUUUUU!" Masih bermimpi langsung terperanjat dan mendudukkan dirinya di atas kasur bagaikan orang yang hendak berlari dari gempa bumi.

"Tidak, tolong! Jangan apa-apa kan saya saya masih butuh-"

"Pfft!"

Ketika melihat wajah yang menahan tawa dari pria yang ada di hadapannya, langsung membuat Amelia tersadar bahwa dia sedang dikerjai oleh pria itu.

"K-kau!" Amelia menatapnya tajam sambil mengelap air liur yang mulai menetes dari sudut bibirnya. "Kau brengsek! Kenapa kau malah masuk ke kamar wanita, hah?" Seketika dia pun langsung melihat ke bawah ke arah bajunya dan memastikan apakah bajunya itu masih terpasang dengan rapi ataukah tidak. "Kau, pasti kau ingin melakukan sesuatu yang mesum lagi, kan? Mengaku?!"